Selasa, 06 Januari 2015

Ilham Taufiq

PENGARUH BAHASA BELANDA TERHADAP BAHASA INDONESIA
Ilham Taufiq

Abstrak
Bahasa Belanda digunakan sebagai sebuah bahasa resmi di Nusantara, ketika Belanda menjajah sebagian wilayah kepulauan ini. Bahasa Belanda bukan merupakan bahasa resmi lagi sejak Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942.  Namun setelah Indonesia merdeka (lebih tepatnya setelah sumpah pemuda disahkan) bahasa Indonesia resmi menjadi satu-satunya bahasa persatuan di seluruh wilayah NKRI. Sebagai mana bahasa-bahasa di dunia, bahasa Indonesia tentu mempunyai banyak kata serapan dari berbagai bahasa baik itu bahasa asing maupun bahasa daerah, namun dalam tulisan ini penulis ingin lebih membahas tentang pengaruh Bahasa Belanda terhadap Bahasa Indonesia karena menarik untuk dibahas.
Kata Kunci: Bahasa Belanda, Bahasa Indonesia, Kata Serapan

Pendahuluan
Bahasa Belanda adalah sebuah bahasa Jermanik Barat yang dituturkan oleh 20 juta jiwa di seluruh dunia. Dalam bahasa Belanda, bahasa ini disebut het Nederlands atau de Nederlandse Taal. Dalam Bahasa Inggris disebut Dutch atau the Dutch Language. Belanda telah menjajah Indonesia selama lebih kurang 350 tahun, tentunya banyak sekali pengaruh terhadap kedua belah pihak yaitu salah satunya adalah mengenai kebahasaan, sebelum adanya EYD Indonesia masih memakai ejaan lama (ejaan Van Ophuysen), kata-kata pun banyak yang saling serap antara bahasa Indonesia dan Belanda.
Bukan artinya setelah kemerdekaan Indonesia, bahasa Belanda tidak digunakan lagi. Bahasa Belanda merupakan sebuah bahasa sumber atau referensi yang sangat penting di Indonesia; beberapa dokumen pemerintahan penting dalam bahasa ini masih tetap berlaku secara resmi. Sebagai bahasa perdagangan, bahasa Belanda juga cukup penting, meski bahasa Inggris tentu jauh lebih penting.
Namun para penutur fasih bahasa ini sekarang umumnya hanyalah orang-orang tua saja, terutama di Jawa dan Bali. Mereka pernah mempelajari bahasa ini di sekolah dan masih menggunakannya, terutama pada reuni atau untuk bercakap-cakap dengan para wisatawan.
Setelah kemerdekaan Indonesia, masih banyak yang menuturkan bahasa Belanda di Indonesia. Jika seseorang bisa berbahasa Belanda, maka di beberapa tempat, ini artinya ia mengecap pendidikan yang baik.
Setelah Agresi Militer Belanda, orang Indonesia menentang Belanda dengan sengit. Namun masih banyak yang dengan hormat memandang bahasa Belanda. Juga Presiden Soekarno, sang presiden pertama dan proklamator Republik Indonesia tetap menggunakan bahasa Belanda dan membaca buku-buku Belanda. Soekarno pernah berkata bahwa dia berpikir dalam bahasa Belanda, mimpi dalam bahasa Belanda, berdoa dalam hati dalam bahasa Belanda, dan mengumpat juga dalam bahasa Belanda.

Pembahasan
Selain mempengaruhi bahasa Indonesia, bahasa Belanda juga mempengaruhi bahasa-bahasa daerah seperti bahasa Sunda dan Jawa serta bahasa-bahasa Nusantara lainnya. Kata-kata pinjaman dalam bahasa Indonesia antara lain adalah:
·         Knalpot, bekleding, vermaak, achteruit, absurd, afdruk, belasting, bestek, bom, bretel, debat, degen, drama, elan, fabel, flop, fotomodel, fraude, garasi, giro, gratis, handel, harem, hutspot, inklaring, jas, kabinet, kanker, kansel, krat, lading, loket, marmer, masker, matras, mondeling, nota, oma, onderneming, opa, pan, pater, punt, rekening, rimpel, salaris, seks, sigaret, skelet, spoor, tank, testikel, tol, urine, vla, wastafel, wortel.
Namun beberapa kata-kata memang tidak digunakan lagi. Kata hutspot tidak banyak lagi dipergunakan, dan kata sigaret sudah diganti dengan kata rokok. Ironisnya kata terakhir ini juga berasal dari bahasa Belanda roken.
Selain itu ada pula beberapa kata yang dieja lain namun pelafalannya masih sama atau mirip dalam bahasa Belanda:
·         adopsi, apel, asprak, bagasi, bandit, baterai, bioskop, debil, demisioner, duane, ekonomi, energi, ereksi, finansiil, frustrasi, garansi, generasi, granat, higiene, ideologi, imbesil, impoten, inflasi, jenewer, kampiun, kantor, kardiolog, kartu, kastrasi, kelom, kondom, korting, kristen, kuitansi, langsam, losion, makelar, marsepen, menstruasi, monarki, opas, operasi, overproduksi, panekuk, parlemen, pesimis, polisi, resesi, revolusi, segregasi, sigar, sirop, setrup, skorsing, selop, spanduk, tabu, taksi, tanpasta, toleran, vegetarir, verkoper, verplehster, wanprestasi.
Setelah kemerdekaan Indonesia, beberapa kata ini berubah. Misalkan kata universitet dan kwalitet diganti dengan universitas dan kualitas, sehingga ciri khas Belandanya, menjadi berkurang.
Beberapa kata-kata kelihatan memang diambil dari bahasa Belanda. Beberapa contoh dengan ejaannya dalam bahasa Belanda:
·        abésé (alfabet), air ledeng (leidingwater), arbai (aardbei), ateret (achteruit), besenegeng (bezuiniging), buku (boek), dasi (stropdas), dopercis (doperwten), dus (douche), efisen (efficiënt),amplop (enveloppe), fakultas kedokteran (medische faculteit), gaji (gage), gemente (gemeente), hasyis (hasjies), hopagen (hoofdagent), insinyur (ingenieur), interpiu (interview), kakus (kakhuis), keker (verrekijker), keroket (kroket), klep knalpot (uitlaatklep), komunis (communist), kopor (koffer), koterek (kurketrekker), lengseng (lezing), masase (massage), netral (neutraal), om (oom), ongkos (onkosten), otobus (autobus), pakansi (vakantie), pasasi (passage), pipa (pijp), puisi (poëzie), rebewes (rijbewijs), sakelek (zakelijk), stasiun (station), teh (thee), wese (wc), zeni (genie).
Yang menarik adalah sering juga terjadi pergeseran makna dari bahasa asli. Dalam bahasa Belanda rentenieren berarti hidup dari bunga tabungan, tidak perlu bekerja lagi. Sementara itu, bagi Indonesia, seorang rentenir adalah lintah darah.
Pergeseran makna juga terjadi pada kata-kata bahasa Indonesia yang masuk bahasa Belanda. Misalnya, kata toko. Ik heb mijn eigen toko bukan berarti saya punya toko sendiri, melainkan saya punya tanggung jawab sendiri. Jadi toko yang harfiah berubah menjadi toko yang kiasan ketika masuk bahasa Belanda.
Demikian juga kata bagian. Dat is mijn pakkiaan niet bukan berarti itu bukan bagianku, melainkan itu bukan tanggung jawabku. Di sini kita lihat bagaimana bagian mengalami dua kali perubahan. Pertama, perubahan ejaan (menjadi pakkiaan), dan kedua, berubah makna menjadi kiasan.
Tentu saja ada kata-kata bahasa Indonesia yang tidak berubah makna. Contohnya, ik voel me senang hier, artinya saya senang atau kerasan di sini. Kemudian hij is een pientere jongen juga tetap berarti dia anak pintar. Een meisje uit de dessa, gadis desa: dengan perubahan kecil, desa dieja dengan dua huruf s. Zij zit nog te piekeren juga berarti ia tetap memikirkannya.
Kata-kata Indonesia yang paling banyak masuk bahasa Belanda berkisar di bidang kuliner. Patut ditegaskan orang Belanda berhubungan dengan bahasa Indonesia ketika masih dalam ejaan Van Ophuysen, sudah kita tinggalkan sejak 1952. Jadi orang Belanda mengenal kroepoek, atjar, ajam boemboe bali, nassie, tahoe teloer, dan seterusnya. Dan memang di semua negara Eropa, hanya di Belanda terdapat begitu banyak restoran, rumah makan, dan waroeng Indisch.
Dulu kita masih bicara tentang barang tidak bergerak (dari onroerend goed), sekarang sudah kita gunakanproperti. Dulu korting, sekarang diskon. Jelas pengaruh bahasa Inggris. Mungkin inilah yang disebut perkembangan zaman, tapi pengaruh bahasa Belanda makin kabur. Inilah masalahnya. Indonesia merdeka dari Belanda, mungkinkah menghapus sisa-sisa Belanda dari bahasa kita?





Daftar Pustaka
Wikipedia. (2014). Bahasa Belanda di Indonesia. [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Belanda_di_Indonesia. [7 Juli 2014]
_______. (2010). Saling serap Indonesia-Belanda. [online]. Tersedia: http://rubrikbahasa.wordpress.com/2010/03/01/saling-serap-indonesia-belanda/. [1 Maret 2010]
Aziz, Firman.(2014).Praktis Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.Bandung:Asasupi
Universitas Pendidikan Indonesia. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI
Rusyana, Y. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV Diponegoro.
Syamsuddin, AR dan Damaianti, V.S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. 

Badudu, J.S.(1985).Cakrawala Bahasa Indonesia I.Jakarta:Gramedia.

Syahrial Ramadhan

Pengaruh bahasa asing terhadap perkembangan bahasa Indonesia.
Syahrial Ramadhan
NIM : 1405719
Pendidikan Bahasa Jerman ,FPBS , Universitas Pendidikan Indonesia


Abstrak : Pengaruh bahasa asing terhadap perkembangan bahasa Indonesia sangat berpengaruh terhadap kemajuan di Indonesia. Bahasa asing bisa menjadi pendorong kemajuan bahasa Indonesia atau sebagai penghancur Bahasa Indonesia sebagai  bahasa asal negara kita tercinta.
Interaksi bahasa asing mengakibatkan masyarakat Indonesia mulai memakai bahasa asing dalam segala aspek atau bahasa sampingan.Proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Pendahuluan
Zaman sekarang yang hanya bisa menggunakan satu bahasa saja sangatlah sulit untuk bisa masuk  dalam kompetisi  global. Apalagi posisi negara kita yaitu sebagai negara berkembang yang masih memerlukan bantuan dan kontribusi dari negara lain khususnya negara maju. Perkembangan bahasabanyak dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan dari berbagai banyak pihak dan negara. pihak –pihak tersebut ingin mengembangkan dan mendeterminasikan bahasanya sebagai suatu bahasa yang dapat dikenal oleh semua pihak diseluruh belahan dunia dan berikut adanya penulisan ini agar masyarakat dapat mengetahui peran serta pengaruh bahasa asing dalam bahasa Indonesia. Setiap negara mempunyai media komunikasi yang mana dapat meperlancar suatu hubungan antar individu.Alat komunikasi ini kita sebut bahasa. Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri.Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya. Bahasa Indonesia merupakan media komunikasi yang digunakan oleh rakyat Indonesia dalam berbahasa antar daerah. Bahasa Indonesia juga bisa disebut sebagai jati diri bangsa Indonesia itu sendiri. Bahasa Indonesia sudah dikenal dari anak-anak hingga dewasa karena merupakan suatu media yang nasional. Keadaan ini sungguh memprihatinkan. Jika generasi penerus masa depan bangsa Indonesia sudah tidak bisa menghargai bahasa sendiri maka bahasa Indonesia tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai bahasa Nasional. Sudah saatnya pemerintah bertindak dalam menyelamatkan bahasa Indonesia dari keterpinggiran. Setidaknya penyelamatan ini dimulai dari pemerintah uang mengeluarkan kebijakan agar Bahasa Indonesia tetap dapat menjalankan fungsinya walaupun terdapat sekolah yang dianggap memenuhi standar internasional. Tidak hanya pemerintah tetapi masyarakat yang berpendidikan harus membantu dalam menyelamatkan bahasa Indonesia, agar bahasa Indonesiabisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Sehingga Bangsa Indonesia bisa maju dengan tetap menghargai bahasa sendiri.



Pembahasan
tengah-tengah ratusan bahasa daerah tidak menimbulkan sentimen negatif bagi etnis yang menggunakannya. Sebaliknya, justru kehadiran bahasa Indonesia dianggap sebagai pelindung sentimen kedaerahan dan sebagai penengah ego kesukuan.Dalam hubungannya sebagai alat untuk menyatukan berbagai suku yang mempunyai latar belakang budaya dan bahasa masing-masing, bahasa Indonesia justru dapat menyerasikan hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa meinggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa etnik yang bersangkutan. Bahkan, lebih dari itu, dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan ini, kepentingan nasional diletakkan jauh di atas kepentingan daerah dan golongan.Latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda berpotensi untuk menghambat perhubungan antar daerah antar budaya. Tetapi, berkat bahasa Indonesia, etnis yang satu bisa berhubungan dengan etnis yang lain sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Setiap orang Indonesia apa pun latar belakang etnisnya dapat bepergian ke pelosok-pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Kenyataan ini membuat adanya peningkatan dalam penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia dalamn fungsinya sebagai alat perhubungan antar daerah antar budaya. Semuanya terjadi karena bertambah baiknya sarana perhubungan, bertambah luasnya pemakaian alat perhubungan umum, bertambah banyaknya jumlah perkawinan antarsuku, dan bertambah banyaknya perpindahan pegawai negeri atau karyawan swasta dari daerah satu ke daerah yang lain karena mutasi tugas atau inisiatif sendiri.Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mulau dikenal sejak 17 Agustus 1945 ketika bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Dalam kedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional atau lambang kebangsaan. Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Melalui bahasa nasional, bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan pegangan hidup. Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia dipelihara dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia. Rasa kebanggaan menggunakan bahasa Indonesia ini pun terus dibina dan dijaga oleh bangsa Indonesia. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia dijunjung tinggi disamping bendera nasional, Merah Putih, dan lagu nasional bangsa Indonesia, Indonesia Raya. Dalam melaksanakan fungsi ini, bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri sehingga serasi dengan lambang kebangsaan lainnya. Bahasa Indonesia dapat mewakili identitasnya sendiri apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur-unsur bahasa lain, yang memang benar-benar tidak diperlukan, misalnya istilah/kata dari bahasa Inggris yang sering diadopsi, padahal istilah.kata tersebut sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia.Sejalan dengan fungsinya sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya, bahasa Indonesia telah berhasil pula menjalankan fungsinya sebagai alat pengungkapan perasaan. Kalau beberapa

tahun yang lalu masih ada orang yang berpandangan bahwa bahasa Indonesia belum sanggup mengungkapkan nuansa perasaan yang halus, sekarang dapat dilihat kenyataan bahwa seni sastradan seni drama, baik yang dituliskan maupun yang dilisankan, telah berkembang demikian pesatnya.Hal ini menunjukkan bahwa nuansa perasaan betapa pun halusnya dapat diungkapkan secara jelasdan sempurna dengan menggunakan bahasa Indonesia. Kenyataan ini tentulah dapat menambah tebalnya rasa kesetiaan kepada bahasa Indonesia dan rasa kebanggaan akan kemampuan bahasa Indonesia.Dengan berlakunya Undang-undang Dasar 1945, bertambah pula kedudukan bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa negara dan bahasa resmi. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia dipakai dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik secara lisan maupun tulis. Dokumen-dokumen, undang-undang, peraturan-peraturan, dan surat-menyurat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan instansi kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia.Pidato-pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia. Hanya dalam kondisi tertentu saja, demi komunikasi internasional (antarbangsa dan antarnegara), kadang-kadang pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Warga masyarakatpun dalam kegiatan yang berhubungan dengan upacara dan peristiwa kenegaraan harus menggunakan bahasa Indonesia. Untuk melaksanakan fungsi sebagai bahasa negara, bahasa perlu senantiasa dibina dan dikembangkan. Penguasaan bahasa Indonesia perlu dijadikan salah satu faktor yang menentukan dalam pengembangan ketenagaan, baik dalam penerimaan karyawan atau pegawai baru, kenaikan pangkat, maupun pemberian tugas atau jabatan tertentu pada seseorang.Fungsi ini harus diperjelas dalam pelaksanaannya sehingga dapat menambah kewibawaan bahasa Indonesia.Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia bukan saja dipakai sebagai alat komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja dipakai sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarsuku, tetapi juga dipakai sebagai alat perhubungan formal pemerintahan dan kegiatan atau peristiwa formal lainnya. Misalnya, surat-menyuratantarinstansi pemerintahan, penataran para pegawai pemerintahan, loka karya masalah pembangunan nasional, dan surat dari karyawan atau pagawai ke instansi pemerintah. Dengan katalain, apabila pokok persoalan yang dibicarakan menyangkut masalah nasional dan dalam situasiformal, berkecenderungan menggunakan bahasa Indonesia. Apalagi, di antara pelaku komunikasitersebut terdapat jarak sosial yang cukup jauh,misalnya antara bawahan, atasan, mahasiswa, dosen, kepala dinas bupati atau walikota, kepala desa camat, dan sebagainya.Akibat pencantuman bahasa Indonesia dalam Bab XV, Pasal 36, UUD 1945, bahasa Indonesia punkemudian berkedudukan sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Di samping sebagai bahasanegara dan bahasa resmi. Dalam hubungannya sebagai bahasa budaya, bahasa Indonesiamerupakan satu-satunya alat yang memungkinkan untuk membina dan mengembangkankebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri dan identitassendiri, yang membedakannya dengan kebudayaan daerah. Saat ini bahasa Indonesia dipergunakan

sebagai alat untuk menyatakan semua nilai sosial budaya nasional. Pada situasi inilah bahasaIndonesia telah menjalankan kedudukannya sebagai bahasa budaya. Di samping itu, dalamkedudukannya sebagai bahasa ilmu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmupengetahuna dan teknologi (iptek) untuk kepentingan pembangunan nasional. Penyebarluasan iptekdan pemanfaatannya kepada perencanaan dan pelaksanaan pembangunan negara dilakukan denganmenggunakan bahasa Indonesia. Penulisan dan penerjemahan buku-buku teks serta penyajianpelajaran atau perkuliahan di lembaga-lembaga pendidikan untuk masyarakat umum dilakukandengan menggunakan bahasa Indonesia. Dengan demikian, masyarakat Indonesia tidak lagibergantung sepenuhnya kepada bahasa-bahasa asing (bahasa sumber) dalam usaha mengikuti perkembangan dan penerapan iptek. Pada tahap ini, bahasa Indonesia bertambah perannya sebagai bahasa ilmu. Bahasa Indonesia oun dipakai bangsa Indonesia sebagai alat untuk mengantar dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada berbagai kalangan dan tingkat pendidikan.Bahasa Indonesia berfungsi pula sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, mulaidari lembaga pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai dengan lembaga pendidikan tertinggi (perguruan tinggi) di seluruh Indonesia, kecuali daerah-daerah yang mayoritas masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu. Di daerah ini, bahasa daerah boleh dipakai sebagaibahasa pengantar di dunia pendidikan tingkat sekolah dasar sampai dengan tahun ketiga (kelas tiga).Setelah itu, harus menggunakan bahasa Indonesia. Karya-karya ilmiah di perguruan tinggi (baik bukurujukan, karya akhir mahasiswa-skripsi, tesis, disertasi, dan hasil atau laporan penelitian) yangditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia, menunjukkan bahwa bahasa Indonesia telah mampusebagai alat penyampaian iptek, dan sekaligus menepis anggapan bahsa bahasa Indonesia belummampu mewadahi konsep-konsep iptek.D. Pengaruh bahasa asing dalam perkembangan bahasa IndonesiaTelah berabad-abad lamanya nenek moyang penutur bahasa Indonesia berhubungan denganberbagai bangsa di dunia.

Kesimpulan dan Saran
Bahasa Indonesia adalah bahasa turun temurun yang harus kita lestarikan untuk anak dan cucu. Jika bahasa indonesia sudah dijadikan nomer 2 dalam siapa yang akan menjaga bahasa kita bahasa asal negara kita.maka untuk muda mudi indonesia mari kita lestarikan budaya berbahasa Indonesia.

Daftar Pustaka
Subino. 1982. Bimbingan Skripsi. Bandung: ABA Yapari.
Sudjana. 1982. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PPs UPI dan PT Remaja Rosdakarya.
Amin, I. 2005. Membaca untuk Transformasi Diri, Masyarakat dan Bangsa. www.fajar.co.id/news.php?newsid=6025 – 50k
Destefano, J.S. 1981. Language, the Learner and the School. New York: Willy.
Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill. Inc.
Nusyirwan, L. 2003. “Concentrated Language Encounter”: http://www.govritje. compdfdistric02%20%20CLE%20+%20Wacana.pdf.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rattavanich, S. 1997. “Literacy in Thailand Project: A Lighthouse Project in Asia”.
Rusyana, Y. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV Diponegoro.

Asti Amalo

PENGARUH BAHASA DAERAH (BAHASA ROTE) TERHADAP BAHASA BAHASA INDONESIA
Asti Amalo


ABSTRACT
Language is very influential in the daily life hari.Seiring with the development of globalization are more advanced then the level of language is also very penting.Tapi we see today and Indonesian regional languages simultaneously in communication with each lain.Fenomena is so much we have encountered in daily life among the elderly, but worse still teenagers or school children also have followed these dialects. Given these problems not only in the face by old people even had an effect on the siswa.Maka on this occasion we would like menfangkat title "Effect of Regional languages Against Use of Indonesian" .And we make students as our study sample because we see the students so range with the change.
The research we do to increase our knowledge of the local language issues influence Indonesia.Sehingga language can be made as a consideration, so that no language users simultaneously and need to be able to more serious attention in order to form teenagers clever use of language according to the existing grammar.
Local language is a language spoken in an area within a nation-state, both small regions, states or provinces bagianfederal, or large areas. Regional languages have existed since ancient times. The amount to hundreds and are scattered throughout the island, from the island of Formosa (Taiwan) in the north to New Zealand in the south, from west to Mandagaskar kepulau Paas-island to the east of which is a large family and still close relationship with





BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Seperti yang kita ketahui, banyak sekali bahasa daerah digunakan sebagai bahasa berkomunikasi setiap harinya di masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan tidak semua masyarakat memahami penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Selain itu masyarakat merasa canggung menggunakan bahasa Indonesia yang baku di luar acara formal atau resmi. Oleh karena itu, masyarakat lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia yang telah terafiliasi oleh bahasa daerah, baik secara pengucapaan maupun arti bahasa tersebut. Kebiasaan penggunaan bahasa daerah ini sedikit banyak akan berpengaruh terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi negara Indonesia.
Bahasa sangatlah berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.Seiring dengan perkembangan era globalisasi yang makin maju maka tingkat bahasa juga sangat penting.Tapi kita lihat sekarang ini bahasa daerah dan bahasa Indonesia secara bersamaan dalam melakukan komunikasi satu sama lain.Fenomena ini sangat banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari di kalangan orang tua,tapi yang lebih parahnya lagi para remaja atau anak sekolah juga sudah mengikuti dialek-dialek tersebut. Mengingat masalah ini bukan hanya di hadapi oleh orang tua saja bahkan sudah berpengaruh di kalangan siswa.Maka pada kesempatan ini kami ingin menfangkat judul “Pengaruh bahasa Daerah Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia”.Dan kami jadikan siswa sebagai sampel penelitian kami karena kami melihat para siswa sangat rentang dengan adanya perubahan.
Penelitian ini kami lakukan untuk menambah pengetahuan kami masalah  pengaruh bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia.Sehingga dapat di jadikan sebagai sebuah pertimbangan,agar tidak ada lagi pengguna bahasa secara  bersamaan dan perlu dapat perhatian yang lebih serius dalam rangka membentuk remaja-remaja yang pandai menggunakan bahasa yang sesuai dengan tata bahasa yang ada.
B.     Rumusan Masalah
1.         Apa Pengertian bahasa daerah ?
2.         Apa hubungan bahasa daerah dengan bahasa indonesia?
3.         Apa pengaruh bahasa daerah terhadap bahasa indonesia?
4.         Apa dapak yang akan timbul dengan adanya pengunaan bahasa indonesia?
C.    Tujuan Peneiitian
1.         Untuk mengetahui pengertian dari bahasa daerah
2.         Untuk mengetahui hubungan anatar bahasa indonesia dengan bahasa daerah
3.         Untuk mengetahui pengaruh bahasa indonesia terhadap bahasa daearh
4.        Untuk mengetahui damapak-dampak yang timbul dalam penggunaan bahasa daerah dan bahasa indonesia
D.    Manfaat Penelitian
Penulis dapat mengetahuai katerkaitan penggunaan bahasa daearah dengan bahasa indonesia. Masyarakat dapat mengerti tentang penggunaan bahasa yang sesuai dengan tata bahasa yang baik

BAB II
KAJIAN TEORI


A.    Pengertian Bahasa Daerah
Pengertian bahasa menurut Bill Adams adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif.Sedangkan menurut Wittgenstein bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis. Menurut Ferdinand De Saussure bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain. Dan menurut Plato Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahasa merupakan sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya.Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya.Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.Di Indonesia terdapat banyak bahasa yang digunakan oleh masyarakatnya yang sering disebut sebagai bahasa daerah.
Bahasa daerah merupakan suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan, baik daerah kecil, negara bagianfederal atau provinsi, atau daerah yang luas. Bahasa daerah sudah ada sejak zaman dulu. Jumlahnya sampai beratus-ratus dan tersebar diseluruh kepulauan, mulai dari pulau Formosa (Taiwan) di sebelah utara sampai ke Selandia Baru disebelah selatan, dari Mandagaskar di sebelah barat sampai kepulau-pulau Paas di sebelah timur yang merupakan suatu keluarga besar dan masih dekat hubungannya dengan
B.     Pengertian Bahasa Rote
Bahasa Rote merupakan salah satu bahasa rumpun bahasa Austronesia yang termasuk dalam kelompok bahasa Ambon-Timor (Saidi, 1994: 25; bandingkan Kridalaksana, 2008: li). Bahasa Rote digunakan di Pulau Rote dan Pulau Timor yang banyak dihuni oleh orang Rote, beberapa tempat di pulau Timor seperti Kota Kupang, Oebelo, Oesao, Camplong, dan Sulamu bahkan sampai Soe, Kefa, dan Belu.
Menurut De Clercq (1873) dalam ‘Allerlei Over Het Eiland Roti’, Bahasa Rote dibagi dalam 6 dialek yaitu: 1) Thie, Loleh, dan Ba’a; 2) Termanu, Talae, dan Keka; 3) Korbaffo; 4) Landu, Renggou, Oepao, Bilba, Diu, Lelenuk, dan Bokai; 5) Delha dan Oenale; 6) Dengka dan Lelain. Sedangkan menurut Manafe (1889) dalam ‘Akan Bahasa Rotti’, Bahasa Rote digolongkan menjadi 9 dialek yaitu: a) Ringgou, Oepao, dan Landu; b) Bilba, Diu, dan Lelenuk; c) Korbaffo; d) Termanu, Keka, dan Talae; e) Bokai; f) Baa dan Loleh; g) Dengka dan Lelain; h) Thie; i) Oenale dan Delha. Selanjutnya, penelitian bahasa Rote pada abad ke-19 dan 20 oleh Fanggidaej dan Jonkermenggunakan penggolongan Manafe. 
Di pihak lain Fanggidae dkk (1998) menyebut adanya 4 dialek dalam bahasa Rote yaitu dialek Rote Timur, dialek Rote Tengah, dialek Rote Barat Laut, dan Rote Barat Daya (1998: 9). Namun berdasarkan sejarahnya, dijelaskan bahwa pulau Rote yang terbagi dalam nusak (wilayah kekuasaan) mengakui memiliki dialek bahasa Rote masing-masing, meskipun pernyataan ini melebih-lebihkan keragaman linguistik, tetapi memang terdapat variasi dialek yang amat berdekatan di seluruh Pulau Rote (Fox, 1986: 10). Oleh karena itu masyarakat Rote sampai pada saat ini masih mengakui adanya 18 dialek dalam bahasa Rote.

C.    Hubungan Bahasa Daerah dengan Bahasa Idonesia
Antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah mempunyai hubungan yang sangat erat, tidak dapat dipungkiri adanya bahasa Indonesia yang muncul seiring dengan perkembangan bahasa daerah itu sendiri. Karena bahasa daerah dan bahasa Indonesia saling melengkapi. Terutama dalam hal berkomunikasi antar masyarakat.Dengan adanya dua bahasa ini menimbulkan kedwibahasaan di negara Indonesia.
Dalam Seminar Pengembangan Bahasa Daerah (1976) itu, yang merumuskan tujuaan pembinaan dan pengembangan bahasa daerah sebagai berikut : Di bidang struktur bahasa, tujuannya ialah terbinanyabahasa daerah yang strukturnya terpelihara dan sesuai dengan keperluan masa sekarang.
Dibidang pemakai, tujuan pembinaan adalah agar kedwibahasaan itu tetap (stabil), yaitu pemakai itu menguasai kedua bahasa itu seimbang, dan tidak menjadi ekabasahawan semata-mata. Jumlah pemakai itu hendaknya tetap berkembang dan tidak sebaliknya menyusut.
Di bidang pemakaian, pembinaan bertujuan agar bahasa daerah dipergunakan secara penuh sesuai dengan fungsinya, dalam keseimbangan dengan bahasa Indonesia seperti ditetapkan dalam Politik Bahasa Nasional. Jadi antara bahasa Indonesia dan bahasa Daerah telah terjadi kontak sosial dan budaya yang aktif. Jiwa bahasa Indonesia dan jiwa bahasa Daerah telah bertemu.Kedua bahasa saling bersangkutan dan memperhatikan.Akhirnya kedua bahasa saling mempengaruhi.
D.    pengaruh penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia
Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan berikutnya, khususnya bahasa formal atau resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai contoh, seorang anak memiliki ibu yang berasal dari daerah Sekayu sedangkan ayahnya berasal dari daerah Pagaralam dan keluarga ini hidup di lingkungan orang Palembang. Dalam mengucapkan sebuah kata misalnya “mengapa”, sang ibu yang berasal dari Sekayu mengucapkannya ngape (e dibaca kuat) sedangkan bapaknya yang dari Pagaralam mengucapkannya ngape (e dibaca lemah) dan di lingkungannya kata “megapa” diucapkan ngapo. Ketika sang anak mulai bersekolah, ia mendapat seorang teman yang berasal dari Jawa dan mengucapkan “mengapa” dengan ngopo. Hal ini dapat menimbulkan kebinggungan bagi sang anak untuk memilih ucapan apa yang akan digunakan.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman budaya dan bahasa daerah merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan yang harus dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan mencirikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebudayaannya. Berbedannya bahasa di tiap-tiap daerah menandakan identitas dan ciri khas masing-masing daerah. Masyarakat yang merantau ke ibukota Jakarta mungkin lebih senang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah dengan orang berasal dari daerah yang sama, salah satunya dikarenakan agar menambah keakraban diantara mereka. Tidak jarang pula orang mempelajari sedikit atau hanya bisa-bisaan untuk berbahasa daerah yang tidak dikuasainya agar terjadi suasana yang lebih akrab. Beberapa kata dari bahasa daerah juga diserap menjadi Bahasa Indonesia yang baku, antara lain kata nyeri (Sunda) dan kiat (Minangkabau).
E.     Dampak Yang Timbul
Berikut beberapa dampak penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia:
1.  Dampak Positif:
    a.  Bahasa Indonesia memiliki banyak kosakata.
    b.  Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia.
    c.  Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah.
    d.  Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi.
    e.  Sebagai alat pemersatu antar budaya dan bangsa.
 2.   Dampak Negatif
    a.  Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain.
  b. Masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku karena sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah.
    c. Dapat menimbulkan kesalah pahaman.


BAB III
METODE PENELITIAN
  1. Lokasi dan waktu penelitian
            Penelitian lokasi yang akan dijadikan objek penelitian merupakan hal yang tidak dipisahkan dalamjurnal ini yang berjudul”PENGARUH BAHASA DAERAH TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA.”
            Oleh sebab itu,penulis mengkhususkan lokasi dan waktu penilitian dilakukan di asrama UPI agar sampel yang diambil benar-benar berdasarkan penelitian dan pengamatan yang langsung ditujukan kepada mahasiswa yang berasal dari NTT.

  1. Desain penelitian
                        Dalam penyusunan jurnalpenelitian ini,penulis melakukan penelitian dengan menggunakan angket yang bersifat membandingkan langsung antara mahasiswa yang berasal dari NNT yang berbeda daerah dengan menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia secara bersamaan.

  1. Objek penelitian
Objek penelitian telah disesuaikan dengan judul jurnal yaitu”PENGARUH BAHASA DAERAH TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INBONESIA SECARA BERSAMAAN”Dimana penelitian difokuskan terhadap mahsiswa yang yang berasal dari NTT, yang belum memahami dengan jelas pengaruh bahasa daerah terhadap penggunaan bahasa Indonesia
  1. Populasi dan sampel
            Populasi sebagai objek penelitian adalah mahasiswa yang berasal dari NNT  adalah 5 orang mahasiswa yaitu:
1.      Jhimmy Nifu (kupang)
2.      Beny Beda (rote)
3.      Paul Manafe (rote)
4.      Lasarus Malafu (kupang)
  1. Teknik pengumpulan data
            1.Riset perpustakaan
Riset perpustakaan dikumpulkan berbagai defenisi dan teori-teori melalui   referensi buku pendidikan dan isinya dapat mendukung variabel judul penelitian yang dilakukan melalui perpustakaan.buku-buku pelajaran kami ambil dari beberapa media seperti internet dan media massa lainnya.
            2.Riset lapangan
Dalam riset lapangan ini dilakukan pendekatan langsung terhadap objek yang diteliti.Dalam metode ini dilakukan penyebaran angket yaitu kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan penbagian angket pada mahasiswa yang berasal dari NTT , di astram UPI, Yang kemudian angket ini di isi oleh masing-masing mahasiswa kemudian dikembalikan kepada penulis.



BAB 1V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN
Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap bahasa Indonesia di karenakan masyarakat dalam berkomunikasi setiap hari lebih cenderung menggunakan bahasa daerah di bandingkan menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Ketidaktahuan terhadap bahasa daerah lain juga akan mempengaruhi dalam berkomunikasi masyarakat. Bahasa Indonesia sering digunakan sesuai dengan kondisi daerah jadi belum sepenuhnya masyarakat menggunakannya.
Dengan demikian antara bahasa Indonesia dan bahasa Daerah telah terjadi kontak sosial dan budaya yang aktif. Jiwa bahasa Indonesia dan jiwa bahasa Daerah telah bertemu.Kedua bahasa saling bersangkutan dan memperhatikan.Akhirnya kedua bahasa saling mempengaruhi.

B.     SARAN
Sebaiknya masyarakat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan jangan mencampur adukan bahasa daerah dengan bahasa Indonesia karena akan menimbulkan banyak kosakata baru dan akan mempengaruhi pengucapan saat menggunakan bahasa Indonesia baku.


Daftar Puustaka

Indah,“Pengertian dan Definisi Bahasa Menurut Para Ahli”,http://carapedia.com/pengertian_definisi_bahasa_menurut_para_ahli_info494.html, diakses pada hari selasa 8 mei 2012
J. S Badudu. 1987. Pelik Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima
Yus Rusyana. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Diponegoro
Zuber Usman. 1970. Bahasa Persatuan. Jakarta: Gunung Agung

Tarno dkk.1992.Tata bahasa dawan.Jakarta:Departement pendidikan dan kebudayaan.
                                
Ramlan,M.2001.Ilmu  Bahasa dan Seni Sintaksis.yogyakarta:cv. Karyono.

Badudu,j.1996. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar.jakarta:PT Gramedia Pustaka  Utama.

Salbiyah dkk.1995. Bibliografi tentang kebahasaaan Indonesia dan Daerah:Beranotasi.jakarta:Pusat Pembinaan  dan Pengembangan Bahasa.

Abdul chaer.2006.Tata Bahasa Praktis Baahasa Indonesia.jakarta:PT Asdi Mahasatya.