Selasa, 06 Januari 2015

Wendi Wildani

Menyelamatkan Bahasa Daerah melalui Jejaring Sosial
Wendi Wildani
Pendidikan Bahasa Jerman
Universitas Pendidikan Indonesia


1. Abstrak
Tidak ada yang dapat menyangkal, bahasa memiliki peran yang sangat penting. Bahasa menjadi alat yang paling efektif`dalam setiap aktivitas komunikasi. Setiap manusia memerlukan bahasa agar dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Dalam pemakaiannya,bahasa menjadi sangat beragam. Keragaman bahasa sangat bergantung pada kebutuhan dan tujuan komunikasi. Bahasa dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Seiring majunya peradaban manusia, termasuk di Indonesia, banyak cara yang dipilih pemakai bahasa dalam berkomunikasi. Bahkan pilihan cara komunikasi tidak hanya makin beragam tapi juga semakin canggih. Salah satu komunikasi yang paling pesat saat ini adalah penggunaan bahasa yang didukung oleh perangkat teknologi mutakhir, khususnya bahasa yang digunakan pada dunia maya dan jejaring sosial,salah satu contohnya seperti internet, dan facebook.

Kata Kunci : Bahasa, internet, komunikasi, Bahasa daerah.

2. Pendahuluan
Loyalitas-bahasa penutur bahasa daerah terhadap bahasanya mengalami penurunan, terutama pada ranah keluarga. Padahal, dari keluargalah, terutama, anak memperoleh bahasa itu. Kondisi ini perlu diatasi. Untuk mengatasinya, perlu dilakukan upaya melalui pengajaran. Alternatif pertama, terutama dari TK sampai dengan kelas III SD, bahasa daerah perlu dijadikan bahasa pengantar pembelajaran. Di samping itu, sebagai alternatif kedua, di dalam pengajaran bahasa daerah itu sendiri, perlu diterapkan pendekatan komunikatif. Melalui salah satu atau kedua cara itu, akan tercipta lingkungan baru penggunaan bahasa daerah sebagai pelengkap atau pengganti lingkungan penggunaan bahasa daerah pada ranah keluarga. Lingkungan baru inilah yang akan menciptakan input untuk anak maupun mendorong terciptanya out put dari anak yang keduanya diperlukan bagi terjadinya pemerolehan bahasa daerah.

3. Bahan Dan Metode
Dalam jurnal ini penulis menggunakan bahan jurnal berbagai website di internet. Metode yang digunakan boleh penulis yaitu metode studi pustaka. Dimana penulis membaca bahan yang Ada.

4. Hasil
Dari sudut penulis setelah membaca berbagai sumber,bahwa penutur bahasa daerah kian hari kian menurun. Lebih banyak menggunakan bahasa asing maupun bahasa Indonesia. Begitu pun dalam dunia maya maupun jejaring sosial. Mereka lebih asyik dan bangga menggunakan bahasa asing ketika membuat status di Facebook atau pengaturan bahasa di media sosialnya berbahasa asing. Padahal ada media sosial yang pengaturan bahasanya bisa diganti menjadi bahasa daerah,seperti jadi bahasa Jawa, bahasa Sunda. Contohnya Facebook dan Google,bahkan di era sekarang ini ada mesin penerjemah dari bahasa Indonesia ke bahasa daerah ataupun sebaliknya,jadi bagi mereka yang yang tidak mengetahui artinya bisa tahu. Walaupun hanya baru ada 2 bahasa yang tersedia,tapi ini bisa menjadi salah satu aspek untuk memelihara bahasa daerah. Apalagi di tengah 
kemunculan fenomena bahasa alay yang makin merasuk dikalangan remaja. Dukungan kecanggihan teknologi telah menjadikan bahasa dalam segala bentuknya mengalami kemajuan varian yang sangat pesat. Bagaimana tidak? Fakta bahwa pengguna internet di Indonesia hingga tahun 2012 ini telah mencapai 63 juta orang (Okezone,12 Desember 2012) atau naik 300% dalam 5 tahun terakhir. Kondisi ini diperkuat dengan adanya 29 juta orang meng-akses internet secara mobile sebagai tanda tingkat produktivitas pemakaian bahasa pemakainya. Proyeksi ini akan terus berkembang hingga mencapai 80 juta orang pada tahun 2014. Disisi lain, data Kominfo April 2012 menyebutkan jumlah pengguna jejaring sosial di Indonesia juga sangat besar. Setidaknya tercatat sebanyak 44,6 juta pengguna Facebook dan sebanyak 19,5 juta pengguna Twitter di Indonesia. Kondisi ini bertolak belakang dengan kenyataan adanya 15 bahasa daerah yang sudah punah dan 139 bahasa daerah yang terancam punah dari 726 bahasa daerah yang ada di Indonesia.

5. Pembahasan
 Bahasa daerah adalah salah satu aset penting bangsa Indonesia. Karena bahasa daerah
merupakan salah satu kebudayaan dan aset yang mesti kita jaga dan lestarikan. Walaupun tetap bahasa persatuan kita adalah Bahasa Indonesia yang membantu berbagai suku di Indonesia untuk
berkomunikasi secara baik. Namun Bahasa daerah hari ini menghadapi tantangan yang beratseiring intervensi dan realitas penggunaan bahasa pada dunia maya atau jejaring sosial. Apalagi bahasa pada dunia maya atau jejaring sosial semakin mendapat tempat di kalangan anak muda. Sebut saja, fenomenabahasa alay yang benar-benar sudah menjadi bahasa favorit mereka daripada Bahasa Indonesia itu sendiri. Hal ini terjadi karena anak muda sekarang membutuhkan pengakuan akan eksistensi mereka.Mereka hampir tidak punya ruang untuk mewujudkan eksistensi mereka.

6. Kesimpulan
Bahasa pada dumia maya dan jejaring yang semakin marak merupakan realitas akibat dinamika peradaban manusia.Bahasa dunia maya dan jejaring sosial merupakan pola bahasa peralihan dari bahasa lisan kebahasa tulisan.Tidak ada yang salah dalam bahasa dunia maya karena dinamika peradaban manusia,budaya, dan lingkungan/demografis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pola berbahasa seseorang. Dunia maya dan jejaring sosial akan menjadi ancaman apabila penggunaannya yang marak mulai merambah pada aktivitas berbahasa formal, baik lisan maupun tulisan. pemakai bahasa daerah harus aktif dalam menggunakan bahasa daerah dan tidak menjadikan
Bahasa daerah sebagai bahasa sarkasme terhadap generasi muda dan remaja.

7. Daftar Pustaka
Kompasiana, Kompas.
Yunus,Syarifudin. (Desember 2012) Bahasa Indonesia Pada Dunia Maya &
Jejaring Sosial; Ancaman atau Peluang? : Kompasiana.
Sutarma, I Made. MENYELAMATKAN BAHASA DAERAH

MELALUI PENGAJARAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar