Senin, 05 Januari 2015

Izrima Al Awalia

NILAI RELIGIUS DALAM PUISI KARYA AMIR HAMZAH
IZRIMA AL AWALIA
1404925
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Abstrak
            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan: tema dari beberapa puisi karya Tengku Amir Hamzah, menilik diksi yang digunakan oleh Amir Hamzah dalam beberpa puisinya, dan mengkaji makna yang hendak disampaikan oleh sang Raja Penyair Pujangga Baru ini. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka. Sumber data adalah data objektif berupa dokumen kumpulan puisi karya asli Amir Hamzah. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara menganalisis dan mengkaji dokumen. Hasil penelitian: 1.) Mayoritas puisi karya Amir Hamzah bertemakan religius, 2.) Kata “kekasih dan sayang” merupakan kata yang dipilih oleh Amir Hamzah untuk menyebut Tuhan dalam puisinya, dan 3.) Makna dari rata-rata puisi karya Amir Hamzah adalah memuji atau mengingat Tuhan.
Kata kunci: Religius

Pendahuluan
Sebuah puisi pastilah mamiliki makna yang ingin disampaikan pengarangnya. Disamping itu setiap puisi pastilah dijiwai oleh sebuah tema dan corak yang biasanya menjadi karakter atau ciri khas dalam karya seorang penyair. Tak berbeda pula dengan  karya Amir Hamzah. Untuk mendalami karyanya tersebut dilakukanlah penelitian ini dengan mengkaji: 1) Apakah tema atau corak dari puisi Amir Hamzah, 2) Diksi apakah yang dipilih olehnya dalam menyampaikan Tuhan dalam puisinya tersebut, dan 3) Apa yang ingin disampaikan oleh Amir Hamzah melalui puisinya. Setelah perumusan masalah dalam kajian penelitian ini adapun hal yang ingin dituju adalah: 1) Mengetahui tema atau corak dari puisi karya Amir Hamzah, 2) Meninjau diksi yang sering digunakan dalam penyebutan Tuhan di dalam puisi Amir Hamzah, dan 3) Mengkaji makna yang tersirat di dalamnya.

Pembahasan
            Setiap penyair pasti memiliki ciri tersendiri dalam karyanya. Entah itu melauli gaya penulisan, tema yang diangkat, corak yang membingkai karya tersebut, ataupun pemilihan kata yang digunakan olehnya. Tak beda pula dengan Amir Hamzah (nama lengkap: Tengku Amir Hamzah) seorang raja penyair era pujangga baru. Karyanya memiliki ciri khas pada tema yang menjiwainya, yaitu bertemankan religius atau ketuhanan. Amir Hamzah selalu memuji tuhan melalui karyanya yang menunjukan betapa ia sangat mencintai Tuhannya. Hal ini digambarkan melalui diksi dan imaji yang digunakannya. Hampir disetiap puisinya dia memilih untuk menggunakan kata “kekasih” dan “sayang” sebagai kata ganti penyebutan Tuhan selain kata Kau dan Mu. Contohnya dalam puisi-puisinya yang berjudul: “Padamu Jua”, “Hanya Satu”, “Permainanmu”, “Doa”, “Hanyut Aku”, “Terbuka Bunga”, “Taman Dunia”, dan “Karena Kasihmu”.
Sebagai contoh: Hanya Satu oleh Amir Hamzah
              Aduh kekasihku
                          Padaku semua tiada berguna
                          Merasa dikau dekat rapat
                          Serupa Musi di puncak Tursina
            Selain melaui penggunaan diksi tersebut, imaji yang diciptakan oleh Amir Hamzah pun sangat kental dengan rasa kecintaan dan kecintaan kepada Tuhan sebagai wujud mengingat Tuhan bagaikan ia berdzikir dalam puisinya. Begitulah cara Amir Hamzah untuk mengingat-Nya, dengan penyampaian kata-kata yang indah melalui sair-sairnya. Kata-kata yang digunakannya berhasil mewujudkan imaji yang kuat membuat pembacanya turut merasakan kerinduan dan dapat meningkatkan  kencintaan terhadap-Nya. Susunan kata-kata tersebut dapat mengungkapkan pengalaman indrawi yang mampu dirasakan oleh pembaca. Salah satu contoh puisinya yang memiliki imaji yang kuat adalah puisi do’a:
Doa
Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku?
Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama meningkat naik,
setelah menghalaukan panas payah terik
Angin malam menghembus lemah, menyejuk badan, melambung
rasa menanyang pikir, membawa angan ke bawah kursimu.
Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap-malam menyirak kelopak
Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku dengan cahayamu, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu

Dalam puisi tersebut membuat pembaca seolah benar-benar merasakan seperti apa yang dialami pada puisi tersebut. Bagaimana ketenangan dan keindahan yang tak bisa dibandingkan saat kita bertemu dengan-Nya. Dalam kehidupan nyata pun aspek dalam puisi tersebut benar terbukti adanya, seperti saat kita dalam kekhusuan meghadap-Nya (waktu menunaikan salat) kita bisa merasakan ketenangan. Puisi-puisi karyanya benar-benar memiliki makna tersirat yang mendalam soal islam. Nilai religius dalam Puisinya begitu kuat. Begitulah Amir Hamzah menggambarkan pengalamannya dalam menyembah Allah.

Penutup
            Dapat disimpulkan tema yang diangkat oleh Amir Hamzah dalam setiap puisinya tak luput dari unsur religi yang kental. Dengan gaya penuturan melayu dan diksi yang tepat serta penyusunan kata yang baik mampu menciptakan imaji yang kuat. Melalui puisinya kita bisa mengetahui bahwa inilah cara Amir Hamzah mengingat-Nya, kita dapat melihat betapa cintanya Amir Hamzah kepada Tuhannya.
            Penelitian ini hanya mengacu pada hasil analisis yang saya lakukan. Dengan demikian saya rasa masih banyak yang perlu saya perbaiki, maka dari itu saran akan sangat membantu penelitian saya yang selanjutnya.
Daftar Pustaka
Aziz, Firman dkk. 2014. Taktis Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: Asas UPI
Putrayasa, Ida Bagus. 2010. Kajian Morfologi. Bandung: Refika Aditama
Grafik, Muhamad. 2012. Teori Sastra (Kajian Teori dan Praktik). Bandung: Refika Aditama
Rahardi, R. Kunjana. 2010. Teknik-teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar