NILAI
RELIGIUS DALAM PUISI KARYA AMIR HAMZAH
IZRIMA AL AWALIA
1404925
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menjelaskan: tema dari beberapa puisi karya Tengku Amir Hamzah,
menilik diksi yang digunakan oleh Amir Hamzah dalam beberpa puisinya, dan
mengkaji makna yang hendak disampaikan oleh sang Raja Penyair Pujangga Baru
ini. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka. Sumber data adalah data
objektif berupa dokumen kumpulan puisi karya asli Amir Hamzah. Teknik
pengambilan data dilakukan dengan cara menganalisis dan mengkaji dokumen. Hasil
penelitian: 1.) Mayoritas puisi karya Amir Hamzah bertemakan religius, 2.) Kata
“kekasih dan sayang” merupakan kata yang dipilih oleh Amir Hamzah untuk
menyebut Tuhan dalam puisinya, dan 3.) Makna dari rata-rata puisi karya Amir
Hamzah adalah memuji atau mengingat Tuhan.
Kata
kunci: Religius
Pendahuluan
Sebuah
puisi pastilah mamiliki makna yang ingin disampaikan pengarangnya. Disamping
itu setiap puisi pastilah dijiwai oleh sebuah tema dan corak yang biasanya
menjadi karakter atau ciri khas dalam karya seorang penyair. Tak berbeda pula
dengan karya Amir Hamzah. Untuk
mendalami karyanya tersebut dilakukanlah penelitian ini dengan mengkaji: 1)
Apakah tema atau corak dari puisi Amir Hamzah, 2) Diksi apakah yang dipilih
olehnya dalam menyampaikan Tuhan dalam puisinya tersebut, dan 3) Apa yang ingin
disampaikan oleh Amir Hamzah melalui puisinya. Setelah perumusan masalah dalam
kajian penelitian ini adapun hal yang ingin dituju adalah: 1) Mengetahui tema
atau corak dari puisi karya Amir Hamzah, 2) Meninjau diksi yang sering
digunakan dalam penyebutan Tuhan di dalam puisi Amir Hamzah, dan 3) Mengkaji makna
yang tersirat di dalamnya.
Pembahasan
Setiap
penyair pasti memiliki ciri tersendiri dalam karyanya. Entah itu melauli gaya
penulisan, tema yang diangkat, corak yang membingkai karya tersebut, ataupun
pemilihan kata yang digunakan olehnya. Tak beda pula dengan Amir Hamzah (nama
lengkap: Tengku Amir Hamzah) seorang raja penyair era pujangga baru. Karyanya
memiliki ciri khas pada tema yang menjiwainya, yaitu bertemankan religius atau
ketuhanan. Amir Hamzah selalu memuji tuhan melalui karyanya yang menunjukan
betapa ia sangat mencintai Tuhannya. Hal ini digambarkan melalui diksi dan
imaji yang digunakannya. Hampir disetiap puisinya dia memilih untuk menggunakan
kata “kekasih” dan “sayang” sebagai kata ganti penyebutan
Tuhan selain kata Kau dan Mu. Contohnya dalam puisi-puisinya yang
berjudul: “Padamu Jua”, “Hanya Satu”,
“Permainanmu”, “Doa”, “Hanyut Aku”, “Terbuka Bunga”, “Taman Dunia”, dan “Karena Kasihmu”.
Sebagai
contoh: Hanya Satu oleh Amir Hamzah
Aduh kekasihku
Padaku semua tiada
berguna
Merasa dikau dekat
rapat
Serupa
Musi di puncak Tursina
Selain melaui
penggunaan diksi tersebut, imaji yang diciptakan oleh Amir Hamzah pun sangat
kental dengan rasa kecintaan dan kecintaan kepada Tuhan sebagai wujud mengingat
Tuhan bagaikan ia berdzikir dalam puisinya. Begitulah cara Amir Hamzah untuk
mengingat-Nya, dengan penyampaian kata-kata yang indah melalui sair-sairnya.
Kata-kata yang digunakannya berhasil mewujudkan imaji yang kuat membuat
pembacanya turut merasakan kerinduan dan dapat meningkatkan kencintaan terhadap-Nya. Susunan kata-kata
tersebut dapat mengungkapkan pengalaman indrawi yang mampu dirasakan oleh
pembaca. Salah satu contoh puisinya yang memiliki imaji yang kuat adalah puisi
do’a:
Doa
Dengan
apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku?
Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama meningkat naik,
setelah menghalaukan panas payah terik
Angin malam menghembus lemah, menyejuk badan, melambung
rasa menanyang pikir, membawa angan ke bawah kursimu.
Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap-malam menyirak kelopak
Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku dengan cahayamu, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu
Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama meningkat naik,
setelah menghalaukan panas payah terik
Angin malam menghembus lemah, menyejuk badan, melambung
rasa menanyang pikir, membawa angan ke bawah kursimu.
Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap-malam menyirak kelopak
Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku dengan cahayamu, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu
Dalam
puisi tersebut membuat pembaca seolah benar-benar merasakan seperti apa yang
dialami pada puisi tersebut. Bagaimana ketenangan dan keindahan yang tak bisa
dibandingkan saat kita bertemu dengan-Nya. Dalam kehidupan nyata pun aspek
dalam puisi tersebut benar terbukti adanya, seperti saat kita dalam kekhusuan
meghadap-Nya (waktu menunaikan salat) kita bisa merasakan ketenangan.
Puisi-puisi karyanya benar-benar memiliki makna tersirat yang mendalam soal
islam. Nilai religius dalam Puisinya begitu kuat. Begitulah Amir Hamzah
menggambarkan pengalamannya dalam menyembah Allah.
Penutup
Dapat
disimpulkan tema yang diangkat oleh Amir Hamzah dalam setiap puisinya tak luput
dari unsur religi yang kental. Dengan gaya penuturan melayu dan diksi yang
tepat serta penyusunan kata yang baik mampu menciptakan imaji yang kuat.
Melalui puisinya kita bisa mengetahui bahwa inilah cara Amir Hamzah
mengingat-Nya, kita dapat melihat betapa cintanya Amir Hamzah kepada Tuhannya.
Penelitian
ini hanya mengacu pada hasil analisis yang saya lakukan. Dengan demikian saya
rasa masih banyak yang perlu saya perbaiki, maka dari itu saran akan sangat
membantu penelitian saya yang selanjutnya.
Daftar
Pustaka
Febiian, Heru.30 Juni 2011. “Puisi Indonesia:
Kumpulan Puisi Tengku Amir Hamzah”. [online]. Tersedia: http://kumpulanpuisi-puisiindonesia.blogspot.com/2011/06/kumpulan-puisi-tengku-amir-hamzah.html.[20
Desember 2014]
Aziz, Firman dkk. 2014.
Taktis Berbahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi. Bandung: Asas UPI
Putrayasa, Ida Bagus.
2010. Kajian Morfologi. Bandung:
Refika Aditama
Grafik, Muhamad. 2012. Teori Sastra (Kajian Teori dan Praktik).
Bandung: Refika Aditama
Rahardi, R. Kunjana.
2010. Teknik-teknik Pengembangan Paragraf
Karya Tulis Ilmiah. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar