Senin, 05 Januari 2015

Karina Nurul Fitri

Pembelajaran Bahasa Jerman Menggunakan Metode Scramble dan Nyanyian

Karina Nurul Fitri
Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK
Belajar bahasa Jerman untuk pemula memang sedikit sulit karena dalam pembelajaran bahasa Jerman kosakata yang digunakan mempunyai artikel dan ada perubahan kata yang sering berubah sesuai dengan bentuk kalimat dan struktur katanya. Penelitian ini bertujuan untuk memudahkan pemula dalam belajar bahasa Jerman. Dengan menggunakan metode belajar yang menyenangkan dan berkaitan dengan hobby. Proses pembelajaran yang digunakan dapat dilakukan dengan alternatif scramble dan lagu. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif. Manfaat dari kedua metode tersebut bahwa penggunaan metode scramble dan menyanyi bahasa Jerman dapat membuat siswa lebih termotivasi dan aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Selain itu, siswa mendapat tambahan kosakata baru dan dapat mengenal lagu-lagu bahasa Jerman.
Kata kunci : kosakata bahasa Jerman, pembelajaran menyenangkan, hobby, termotivasi, aktif, scremble dan menyanyi bahasa Jerman.

Bahasa asing merupakan bahasa yang memiliki peranan penting untuk komunikasi Internasional. Bahasa asing yang sudah diterapkan di setiap Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan MA kebanyakan adalah bahasa Jerman. Salah satu sekolah di Banjar yang mengajarkan bahasa Jerman adalah SMA Negeri 1 Banjar. Bahasa Jerman memiliki 4 keterampilan yang harus dikuasai siswa, antara lain: Hören, Sprechen, Lesen und Schreiben. Keempat keterampilan tersebut dapat membantu siswa untuk belajar bahasa Jerman dengan baik. Namun, ketika mempelajari bahasa Jerman, siswa masih mengalami kesulitan memahami materi dan dalam belajar bahasa Jerman. Karena banyak yang harus dihafal, tidak hanya dihafal tapi otak kita juga harus mengotak-atik kata benda, kata kerja, kata sifat dimana semuanya harus menyesuaikan dengan subjek atau dengan artikel (der,die,das,die (Pl)) sehingga mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Salah satu metode pembelajaran yang akan dibahas peneliti untuk digunakan di  kelas adalah metode scramble dan menyanyi bahasa Jerman. Metode scramble dan menyanyi bahasa Jerman merupakan metode pembelajaran yang diterapkan guru dengan cara olah kata dan bernyanyi di kelas.
Metode scramble dan menyanyi yang dibahas peneliti bertujuan untuk mempermudah, memahami dan mempelajari bahasa Jerman dengan metode yang berkaitan dengan hobby dan belajar yang menyenagkan.
Manfaat dari kedua metode tersebut yaitu bisa menghibur, menghilangkan rasa kejenuhan siswa terhadap pelajaran, meningkatkan motivasi atau semangat belajar siswa di kelas, membantu siswa memahami materi bahasa Jerman dengan mudah dan memberi tambahan kosakata baru dan meningkatkan prestasi siswa.

PEMBAHASAN
Berdasarkan pengalaman saat pertama kali peneliti dan siswa-siswa lainnya duduk di kelas X.1 dan belajar bahasa Jerman memang sedikit kesulitan, karena banyak yang harus dihafal, tidak hanya dihafal tapi otak kita juga harus mengotak-atik kata benda, kata kerja, kata sifat dimana semuanya harus menyesuaikan dengan subjek atau dengan artikel (der,die,das,die (Pl)). Terbukti saat UTS semester ganjil, nilai rata-rata di kelas X1 masih 70. Hampir sebagian siswa kelas X1 mendapatkan nilai 70 sedangkan nilai standar ketuntasan minimal (SKM) adalah 75 Selain itu, kurangnya variasi metode pembelajaran guru yang digunakan di kelas. Hal ini dapat membuat siswa merasa jenuh dan tidak bersemangat belajar bahasa Jerman dan akan mempengaruhi motivasi belajar dan prestasi siswa. Berdasarkan contoh permasalahan diatas, solusi agar dapat menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Jerman, diupayakan oleh peneliti untuk mencari alternatif metode lain yang dapat memotivasi siswa agar semangat belajar, meningkatkan antusiasme dan keaktifan siswa di kelas. Salah satu metode pembelajaran yang akan dibahas peneliti adalah metode scramble dan menyanyi bahasa Jerman. Metode menyanyi bahasa Jerman merupakan metode pembelajaran yang diterapkan guru dengan cara olah kata dan bernyanyi di kelas.
1.      Metode Pembelajaran Scramble
Istilah scramble berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia berarti perebutan, pertarungan dan perjuangan. Metode scramble adalah pembelajaran secara berkelompok atau bisa juga perorangan dengan mencocokkkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal. Scramble merupakan metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada. Scramble di-pakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosakata. Sesuai dengan sifat jawabannya scramble terdiri atas bermacam-macam bentuk yakni :
a.    Scramble kata, merupakan sebuah permainan menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna misalnya :
§  PAFLE                 : APFEL
§  EEERRBED        : ERDBEERE
§  ZWEBELI           : ZWIEBEL
b.      Scramble kalimat : merupakan sebuah permainan menyusun kalimat dari kata-kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat, dan benar. Contohnya :
§  komme–Ich–aus–Bandung : Ich komme aus Bandung.
§  hatFrauein Schuhgesäft–meine : meine Frau hat ein Schuhgesäft.
§  findeinteressantichBerufmeinen : Ich finde meinen Beruf interessant.
c.       Scramble wacana : merupakan sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya logis, bermakna.
Melalui metode  pembelajaran scramble, Siswa dapat dilatih berkreasi menyusun kata, kalimat, atau wacana yang acak susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya.
Dalam metode pembelajaran ini siswa harus bisa berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal. Metode permainan ini diharapkan dapat memacu minat siswam dalam pelajaran membaca pemahaman bahasa Jerman.

A.      Kelebihan dan Kekurangan Metode Scramble
a.       Kelebihan
1)      Jika dimainkan perorangan maka akan lebih efektif, karena dari hasil permainan ini pendidik bisa melihat mana siswa yang perlu mendapatkan perhatian khusus dan mana yang sudah mahir dan bisa membimbing temannya. Namun,  jika dimainkan antar kelompok maka, setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya, setiap anggota kelompok harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama, setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. Sehingga dalam metode ini, setiap siswa tidak ada yang diam karena setiap individu di kelompok diberi tanggung jawab akan keberhasilan kelompoknya.
2)      Metode pembelajaran ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat berekreasi sekaligus belajar dan berpikir krits, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau tertekan.
3)      Selain untuk menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu.
4)      Materi yang diberikan melalui salah satu metode permainan ini biasanya mengesankan dan sulit untuk dilupakan.
5)      Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong siswa berlomba-lomba untuk maju dan semangat dalam belajar.

b.      Kekurangan
1)      Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya, oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar (auditorik, visual dan kinestetik).
2)      Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
3)      Metode permainan seperti ini biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal tersebut jelas akan mengganggu kelas yang berdekatan.

B.     Manfaat Penggunaan Metode Scramble
a.       Bagi Peserta Didik :
1)      Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengingat istilah yang sulit akan terkurangi bebannya.
2)      Peserta didik lebih termotivasi untuk belajar dan tidak bersugesti negatif.
3)      Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan bersosialisasi (jika dimainkan dalam antar kelompok).

a.       Bagi guru :
1)      Mendapat Pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajar-an.
2)      Sebagai motivasi meningkatkan keterampilan untuk memilih strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi peserta didik.
3)      Guru dapat semakin menciptakan suasana lingkungan kelas yang menyenangkan tapi tetap serius.
1.      Metode Pembelajaran Menyanyi bahasa Jerman
Suatu proses belajar mengajar  diperlukan media atau alat untuk mendukung proses pembelajaran guna menarik  perhatian  siswa. Salah satu media yang diduga dapat menarik perhatian siswa adalah media audio yaitu lagu. Selain menarik perhatian siswa lagu juga bisa membuat wawasan siswa tentang kebudayaan negara Jerman jadi bertambah. Gustiani (2006 : 30) mendefinisi lagu sebagai ragam sastra yang berirama dalam bercakap, bernyanyi, membaca, dan sebagainya. Definisi tersebut senada dengan definisi  yang terdapat dalam kamus Drosdowski (1970 : 416), Das Lied : vertontes ,meist in Strophen ein Geteiltes gedicht , das Gesungen wird. Maksud dari kutipan tersebut bahwa lagu  adalah puisi yang diubah menjadi lagu dan terbagi atas bait-bait yang dinyanyikan. Sedangkan pengertian lagu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 624) yaitu nyanyian : ragam nyanyian misalnya musik, gamelan dan sebagainya. Berdasarkan pengertian diatas bahwa dalam lagui terdapat dua unsur yaitu nyanyian dan musik.
Sebagaimana diungkapkan  Gustiani (2006 :32) bahwa,”lagu dapat digunakan untuk melatih daya analisis siswa dari apa yang mereka simak”. Selain itu lagu dapat merangsang perkembangan otak sehingga apabila dalam proses pembelajaran menggunakan media lagu, maka siswa dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan. Hal ini senada dengan pendapat Lazanov dalam DePorter dan Hernacki (2003 : 72) yang mengemukakan bahwa, “musik yang harmonis merupakan rangsangan terbaik bagi perkembangan otak . Saat mendengar musik ,lirik lagu akan merangsang otak kiri dan melodinya akan merangsang otak kanan.
Media lagu memiliki manfaat dalam proses pembelajaran karena selain dapat  menarik perhatian siswa, lagu juga dapat merangsang perkembangan otak. Dengan media lagu pembelajaran akan lebih menyenangkan dan mudah karena lagu memiliki irama yang dapat  diikuti siswa, selain itu media lagu juga dapat melatih daya analisis siswa.
Dalam pembelajaran melalui lagu suasana belajar di kelas lebih santai dan menyenangkan, sehingga dapat mengurangi ketegangan  dan perasaan takut siswa untuk berbicara dan mengerjakan latihan-latihan. Siswa lebih termotivasi untuk belajar, materi yang diajarkanpun mudah terserap dan dihafal, karena tanpa sadar mereka akan terus mengulanginya dengan menyanyikanya.
Adapun prosedur atau cara-cara ketika kita (guru) menggunakan media lagu atau musik dalam pembelajaran bahasa Jerman, antara lain sebagai berikut :
1.      memberikan teks lagu yang tidak lengkap, lalu memperdengar-kan lagu yang bersangkutan sebanyak tiga kali.
2.      Setelah teks lagu tersebut sudah terisi, barulah siswa diminta menyanyikan lagu bersama-sama.
3.      Setelah itu, peserta didik mendiskusikan isi dari lagu tersebut,
4.      Dan yang terakhir adalah memberikan pertanyaan sesuai dengan isi lagu yang telah didengar dan dinyanyikan bersama itu.
Adapun beberapa contoh lagu yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Jerman, diantaranya :


Johannes Örding – Engel

Ich bin schon so oft gefallen, (Perfeckt)
weil ich kein Licht gesehen hab.
Ich bin schon so oft gestolpert,
weil ein Stein im Wege lag. (Preposition mit Dativ)
Doch irgendwie ist nie was schlimmeres geschehen,
bin auf den Füßen gelandet, konnt' immer weiter geh'n.

Denn dass da ein engel ist,
hab ich sofort gewusst,
hat seine Flügel gut versteckt, (Possessivartikel)
damit die Welt ihn nicht entdeckt. (Personal pronomen mit Akkusativ)
Denn dass da ein Engel ist,
war mir von Anfang an so klar, (Personal pronomen und Preposition mit Dativ)
denn wann immer ich einen brauchte war er da.


Dalam sebagian lirik diatas terdapat dua preposition yang diikuti Dativ, yaitu : im (in dem) dan von. Selain yang terdapat pada bait ini masih ada juga poreposisi yang diikuti Akkusativ, yaitu : auf den...  dan banyak sekali kasus Perfeckt dalam lirik-lirik selanjutnya, yakni seperti : sein+gestolpert, sein+gelandet, haben+gewusst, dan lain-lain. Pengajar dapat menjelaskan mengenai preposition, personal pronemen, kasus Nominativ, Akkusativ, Dativ, Präsens, Perfeckt...tersebut beserta keterangan lainya yang lebih jelas misalkan preposition auf. Auf  menjadi  Dativ apabila pertanzaan atau tujuannya Wo?.

A.      Kelebihan dan kekurangan penerapan metode menyanyi bahasa Jerman dalam pembelajaran.
a.    Kelebihan tersebut adalah sebagai berikut :
1)      Kegiatan pembelajaran bahasa Jerman berjalan dengan baik ketika menerapkan metode menyanyi bahasa Jerman.
2)      Dengan menerapkan metode menyanyi bahasa Jerman, siswa tidak merasa bosan ketika mengikuti pelajaran bahasa Jerman di kelas.
3)      Metode menyanyi bahasa Jerman dapat menumbuhkan semangat, motivasi, dorongan kepada siswa untuk belajar bahasa Jerman dengan baik.
4)      Metode menyanyi bahasa Jerman dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa sehingga siswa memperoleh hasil yang baik.

b.    Selain metode menyanyi memiliki kelebihan, metode menyanyi tersebut juga memiliki kelemahan yaitu :
1)      Metode menyanyi ini hanya berpusat pada nilai kognitif saja tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk kreatif.
2)      Metode menyanyi juga membutuhkan persiapan yang matang dalam menyimak lagu yang dinyanyikan guru di depan kelas.
B.     Manfaat yang peserta didik dapatkan setelah menyimak lagu dan lirik, antara lain :
1)      Melatih kemampuan menyimak (Hören), SW dan  Sprechen
2)      Menambah kosakata baru,
3)      Melatih konsentrasi,
4)      Melatih pelafalan (aussprache) yang benar,
5)      Dapat menghilangkan penat,dan
6)      Menambah koleksi lagu bahasa Jerman.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Siswa lebih menyukai metode pembelajaran yang berkaitan dengan kesenangan dan hoby siswa. Lagu berbahasa Jerman dapat membantu siswa untuk belajar Bahasa Jerman lebih baik Dengan pendidikan musik juga, siswa memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak kanan, artinya terdapat keseimbangan antara aspek kognitif dan aspek emosi. Tidak hanya ditunjang dengan lagu saja tapi bisa juga dengan scramble atau olah kata atau permainan acak kata yang dimana permainan ini bisa menambah kosakata siswa dalam berbahasa Jerman dan siswa bisa berpikir kritis dalam menemukan jawaban dari soal yang diacak. 
Saran
1.      Pemilihan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap antusiasme siswa di kelas.
2.      Disarankan kepada guru untuk dapat menerapkan metode srcamble dan menyanyi bahasa Jerman dalam pembelajaran agar dapat merangsang keaktifan siswa di kelas dan siswa lebih semangat untuk belajar bahasa Jerman.
3.      Guru bahasa Jerman hendaknya menjadi motivator bagi siswa, sehingga siswa akan termotivasi dalam belajarnya.
4.      Siswa diharapkan agar lebih serius dan memperhatikan pembelajaran bahasa Jerman yang sedang berlangsung.
5.      Siswa juga hendaknya semakin meningkatkan semangat belajar dan mengkomunikasikan masalah pembelajaran dengan guru bahasa Jerman yang memiliki kaitan dengan motivasi.
6.      Sebaiknya dilakukan penelitian lebih mendalam terhadap jurnal ini supaya tercapai data yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Tantranurandi. 2008. “Pembelajaran Menghapal Dengan Singing Method”. [Online]. Tersedia: http://singing-method.html [25 desember 2014].
Kompasiana. 2012. “Main Srcrabble untuk Mendongkrak Volume Kosakata”. [Online]. Tersedia: http://bahasa.kompasiana.com/2012/01/07/main-scrabble-untuk-mendongkrak-volume-kosakata-428916.html [25 desember 2014].
Hamalik Oemar. (2009). Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA.Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Holt, John. (2012). Bagaimana Siswa Belaja. Jakarta: Erlangga.
Usman, M.U. 2003. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hook, Peter. (2011). Strategi Membimbing dan Mengarahkan. Jakarta: Erlangga.
Griesbach, Schluz. (1967). Deutsch Sprachlehre für Ausländer. München :Max Hueber Verlag.
Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitaif. Jakarta : Kencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar