Pembelajaran Bahasa Jerman Menggunakan Metode Scramble dan
Nyanyian
Karina Nurul Fitri
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Belajar bahasa Jerman untuk pemula memang
sedikit sulit karena dalam pembelajaran bahasa Jerman kosakata yang digunakan
mempunyai artikel dan ada perubahan kata yang sering berubah sesuai dengan
bentuk kalimat dan struktur katanya. Penelitian ini bertujuan untuk memudahkan
pemula dalam belajar bahasa Jerman. Dengan menggunakan metode belajar yang
menyenangkan dan berkaitan dengan hobby. Proses pembelajaran yang digunakan
dapat dilakukan dengan alternatif scramble dan lagu. Teknik analisis
yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif. Manfaat dari kedua metode tersebut bahwa penggunaan metode scramble dan menyanyi bahasa Jerman dapat membuat
siswa lebih termotivasi dan aktif dalam
mengikuti pembelajaran di kelas. Selain itu, siswa mendapat tambahan kosakata baru dan dapat mengenal lagu-lagu bahasa Jerman.
Kata kunci :
kosakata bahasa Jerman, pembelajaran menyenangkan, hobby, termotivasi, aktif, scremble
dan menyanyi bahasa Jerman.
Bahasa asing merupakan bahasa yang memiliki peranan penting untuk
komunikasi Internasional. Bahasa asing yang sudah diterapkan di setiap Sekolah
Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan MA kebanyakan adalah
bahasa Jerman. Salah satu sekolah di Banjar yang mengajarkan bahasa Jerman
adalah SMA Negeri 1 Banjar. Bahasa Jerman memiliki 4 keterampilan yang harus
dikuasai siswa, antara lain: Hören, Sprechen, Lesen und Schreiben. Keempat keterampilan tersebut dapat membantu siswa untuk belajar
bahasa Jerman dengan baik. Namun, ketika mempelajari bahasa Jerman, siswa masih
mengalami kesulitan memahami materi dan dalam belajar bahasa Jerman. Karena
banyak yang harus dihafal, tidak hanya dihafal tapi otak kita juga harus
mengotak-atik kata benda, kata kerja, kata sifat dimana semuanya harus
menyesuaikan dengan subjek atau dengan artikel (der,die,das,die (Pl))
sehingga mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Salah satu metode pembelajaran yang akan dibahas peneliti untuk digunakan
di kelas adalah metode scramble
dan menyanyi bahasa Jerman. Metode scramble dan menyanyi bahasa Jerman
merupakan metode pembelajaran yang diterapkan guru dengan cara olah kata dan
bernyanyi di kelas.
Metode scramble dan menyanyi yang dibahas peneliti bertujuan
untuk mempermudah, memahami dan mempelajari bahasa Jerman dengan metode yang
berkaitan dengan hobby dan belajar yang menyenagkan.
Manfaat dari kedua metode tersebut yaitu bisa menghibur, menghilangkan
rasa kejenuhan siswa terhadap pelajaran, meningkatkan motivasi atau semangat
belajar siswa di kelas, membantu siswa memahami materi bahasa Jerman dengan
mudah dan memberi tambahan kosakata baru dan meningkatkan prestasi siswa.
PEMBAHASAN
Berdasarkan
pengalaman saat pertama kali peneliti dan siswa-siswa lainnya duduk di kelas
X.1 dan belajar bahasa Jerman memang sedikit kesulitan, karena banyak yang
harus dihafal, tidak hanya dihafal tapi otak kita juga harus mengotak-atik kata
benda, kata kerja, kata sifat dimana semuanya harus menyesuaikan dengan subjek
atau dengan artikel (der,die,das,die (Pl)). Terbukti saat UTS semester
ganjil, nilai rata-rata di kelas X1 masih 70. Hampir sebagian siswa kelas X1 mendapatkan nilai 70 sedangkan nilai standar ketuntasan
minimal (SKM) adalah 75 Selain
itu, kurangnya variasi metode pembelajaran guru yang digunakan di kelas. Hal ini dapat membuat siswa merasa jenuh
dan tidak bersemangat
belajar bahasa Jerman dan akan mempengaruhi motivasi belajar dan prestasi
siswa. Berdasarkan contoh permasalahan diatas, solusi agar dapat menumbuhkan
semangat dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Jerman,
diupayakan oleh peneliti untuk mencari alternatif metode lain yang dapat
memotivasi siswa agar semangat belajar, meningkatkan antusiasme dan keaktifan
siswa di kelas. Salah satu metode pembelajaran yang akan dibahas peneliti
adalah metode scramble dan menyanyi bahasa Jerman. Metode menyanyi
bahasa Jerman merupakan metode pembelajaran yang diterapkan guru dengan cara olah
kata dan bernyanyi di kelas.
1.
Metode
Pembelajaran Scramble
Istilah scramble berasal dari bahasa
Inggris yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia berarti perebutan,
pertarungan dan perjuangan. Metode scramble adalah pembelajaran
secara berkelompok atau bisa juga perorangan dengan mencocokkkan kartu
pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal. Scramble merupakan
metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai
dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban
dan cara penyelesaian dari soal yang ada. Scramble di-pakai untuk jenis
permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan
pemikiran kosakata. Sesuai dengan sifat jawabannya scramble terdiri
atas bermacam-macam bentuk yakni :
a.
Scramble kata, merupakan
sebuah permainan menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan
letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna misalnya :
§ PAFLE : APFEL
§ EEERRBED : ERDBEERE
§ ZWEBELI : ZWIEBEL
b.
Scramble kalimat : merupakan
sebuah permainan menyusun kalimat dari kata-kata acak. Bentuk kalimat hendaknya
logis, bermakna, tepat, dan benar. Contohnya :
§
komme–Ich–aus–Bandung : Ich komme aus Bandung.
§
hat–Frau–ein
Schuhgesäft–meine : meine
Frau hat ein Schuhgesäft.
§
finde–interessant–ich–Beruf–meinen
: Ich finde meinen Beruf interessant.
c. Scramble wacana : merupakan
sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil
susunan wacana hendaknya logis, bermakna.
Melalui metode pembelajaran scramble, Siswa
dapat dilatih berkreasi menyusun kata, kalimat, atau wacana yang acak
susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan
aslinya.
Dalam metode pembelajaran ini siswa harus bisa
berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal.
Metode permainan ini diharapkan dapat memacu minat siswam dalam pelajaran
membaca pemahaman bahasa Jerman.
A.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Scramble
a. Kelebihan
1)
Jika dimainkan perorangan maka akan lebih efektif,
karena dari hasil permainan ini pendidik bisa melihat mana siswa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus dan mana yang sudah mahir dan bisa membimbing
temannya. Namun, jika dimainkan antar
kelompok maka, setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang dikerjakan dalam kelompoknya, setiap anggota kelompok harus mengetahui
bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama, setiap anggota
kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota
kelompoknya. Sehingga dalam metode ini, setiap siswa tidak ada yang diam karena
setiap individu di kelompok diberi tanggung jawab akan keberhasilan
kelompoknya.
2)
Metode pembelajaran ini akan memungkinkan siswa
untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat berekreasi sekaligus belajar dan
berpikir krits, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres
atau tertekan.
3)
Selain untuk menimbulkan kegembiraan dan
melatih keterampilan tertentu.
4)
Materi yang diberikan melalui salah satu metode
permainan ini biasanya mengesankan dan sulit untuk dilupakan.
5)
Sifat kompetitif dalam
metode ini dapat mendorong siswa berlomba-lomba untuk maju dan semangat
dalam belajar.
b. Kekurangan
1)
Pembelajaran ini terkadang sulit dalam
merencanakannya, oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar (auditorik,
visual dan kinestetik).
2)
Terkadang dalam mengimplementasikannya,
memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan.
3)
Metode permainan seperti ini biasanya
menimbulkan suara gaduh. Hal tersebut jelas akan mengganggu kelas yang
berdekatan.
B.
Manfaat Penggunaan Metode Scramble
a. Bagi Peserta
Didik :
1)
Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
mengingat istilah yang sulit akan terkurangi bebannya.
2)
Peserta didik lebih termotivasi untuk belajar
dan tidak bersugesti negatif.
3)
Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan
bersosialisasi (jika dimainkan dalam antar kelompok).
a. Bagi guru :
1)
Mendapat Pengalaman langsung dalam pelaksanaan
pembelajar-an.
2)
Sebagai motivasi meningkatkan keterampilan untuk
memilih strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem
pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi peserta didik.
3)
Guru dapat semakin menciptakan suasana
lingkungan kelas yang menyenangkan tapi tetap serius.
1. Metode Pembelajaran Menyanyi bahasa
Jerman
Suatu proses
belajar mengajar diperlukan media atau alat untuk mendukung proses
pembelajaran guna menarik perhatian siswa. Salah
satu media yang diduga dapat menarik perhatian siswa adalah media audio yaitu
lagu. Selain menarik perhatian siswa lagu juga bisa membuat wawasan siswa
tentang kebudayaan negara Jerman jadi bertambah. Gustiani (2006 : 30)
mendefinisi lagu sebagai ragam sastra yang berirama dalam bercakap, bernyanyi,
membaca, dan sebagainya. Definisi tersebut senada dengan
definisi yang terdapat dalam kamus Drosdowski (1970 : 416), Das
Lied : vertontes ,meist in Strophen ein Geteiltes gedicht , das Gesungen wird. Maksud
dari kutipan tersebut bahwa lagu adalah puisi yang diubah menjadi
lagu dan terbagi atas bait-bait yang dinyanyikan. Sedangkan pengertian lagu
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 624) yaitu nyanyian : ragam
nyanyian misalnya musik, gamelan dan sebagainya. Berdasarkan pengertian diatas
bahwa dalam lagui terdapat dua unsur yaitu nyanyian dan musik.
Sebagaimana
diungkapkan Gustiani (2006 :32) bahwa,”lagu dapat digunakan untuk
melatih daya analisis siswa dari apa yang mereka simak”. Selain itu lagu dapat
merangsang perkembangan otak sehingga apabila dalam proses pembelajaran
menggunakan media lagu, maka siswa dapat dengan mudah memahami materi yang
disampaikan. Hal ini senada dengan pendapat Lazanov dalam DePorter
dan Hernacki (2003 : 72) yang mengemukakan bahwa, “musik yang harmonis
merupakan rangsangan terbaik bagi perkembangan otak . Saat mendengar musik ,lirik lagu akan merangsang otak kiri dan melodinya
akan merangsang otak kanan.
Media lagu
memiliki manfaat dalam proses pembelajaran karena selain
dapat menarik perhatian siswa, lagu juga dapat merangsang
perkembangan otak. Dengan media lagu pembelajaran akan lebih menyenangkan dan
mudah karena lagu memiliki irama yang dapat diikuti siswa, selain
itu media lagu juga dapat melatih daya analisis siswa.
Dalam
pembelajaran melalui lagu suasana belajar di kelas lebih santai dan
menyenangkan, sehingga dapat mengurangi ketegangan dan perasaan
takut siswa untuk berbicara dan mengerjakan latihan-latihan. Siswa lebih
termotivasi untuk belajar, materi yang diajarkanpun mudah terserap dan dihafal,
karena tanpa sadar mereka akan terus mengulanginya dengan menyanyikanya.
Adapun prosedur
atau cara-cara ketika kita (guru) menggunakan media lagu atau musik dalam
pembelajaran bahasa Jerman, antara lain sebagai berikut :
1.
memberikan teks lagu yang tidak lengkap, lalu
memperdengar-kan lagu yang bersangkutan sebanyak tiga kali.
2.
Setelah teks lagu tersebut sudah terisi,
barulah siswa diminta menyanyikan lagu bersama-sama.
3.
Setelah itu, peserta didik mendiskusikan isi
dari lagu tersebut,
4.
Dan yang terakhir adalah memberikan pertanyaan
sesuai dengan isi lagu yang telah didengar dan dinyanyikan bersama itu.
Adapun beberapa
contoh lagu yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Jerman, diantaranya
:
Johannes Örding – Engel
Ich bin schon so oft gefallen, (Perfeckt)
weil ich kein Licht gesehen hab.
Ich bin schon so oft gestolpert,
weil ein Stein im Wege lag. (Preposition mit Dativ)
Doch irgendwie ist nie was schlimmeres geschehen,
bin auf den Füßen gelandet, konnt' immer weiter geh'n.
Denn dass da ein engel ist,
hab ich sofort gewusst,
hat seine Flügel gut versteckt, (Possessivartikel)
damit die Welt ihn nicht entdeckt. (Personal pronomen mit Akkusativ)
Denn dass da ein Engel ist,
war mir von Anfang an so klar, (Personal pronomen und Preposition mit Dativ)
denn wann immer ich einen brauchte war er da.
Dalam sebagian
lirik diatas terdapat dua preposition yang diikuti Dativ, yaitu
: im (in dem) dan von. Selain yang terdapat pada bait
ini masih ada juga poreposisi yang diikuti Akkusativ, yaitu : auf den... dan banyak sekali kasus Perfeckt dalam lirik-lirik
selanjutnya, yakni seperti : sein+gestolpert, sein+gelandet, haben+gewusst,
dan lain-lain. Pengajar dapat menjelaskan mengenai preposition, personal
pronemen, kasus Nominativ, Akkusativ, Dativ, Präsens, Perfeckt...tersebut
beserta keterangan lainya yang lebih jelas misalkan preposition auf.
Auf menjadi Dativ apabila
pertanzaan atau tujuannya Wo?.
A.
Kelebihan
dan kekurangan penerapan metode menyanyi bahasa Jerman dalam pembelajaran.
a.
Kelebihan
tersebut adalah sebagai berikut :
1)
Kegiatan
pembelajaran bahasa Jerman berjalan dengan baik ketika menerapkan metode
menyanyi bahasa Jerman.
2)
Dengan
menerapkan metode menyanyi bahasa Jerman, siswa tidak merasa bosan ketika
mengikuti pelajaran bahasa Jerman di kelas.
3)
Metode
menyanyi bahasa Jerman dapat menumbuhkan semangat, motivasi, dorongan kepada
siswa untuk belajar bahasa Jerman dengan baik.
4)
Metode
menyanyi bahasa Jerman dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa sehingga
siswa memperoleh hasil yang baik.
b.
Selain
metode menyanyi memiliki kelebihan, metode menyanyi tersebut juga memiliki
kelemahan yaitu :
1)
Metode
menyanyi ini hanya berpusat pada nilai kognitif saja tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk kreatif.
2)
Metode
menyanyi juga membutuhkan persiapan yang matang dalam menyimak lagu yang
dinyanyikan guru di depan kelas.
B.
Manfaat yang peserta didik dapatkan setelah
menyimak lagu dan lirik, antara lain :
1)
Melatih kemampuan menyimak
(Hören), SW dan
Sprechen
2)
Menambah kosakata baru,
3)
Melatih konsentrasi,
4)
Melatih pelafalan (aussprache)
yang benar,
5)
Dapat menghilangkan
penat,dan
6)
Menambah koleksi lagu
bahasa Jerman.
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
Siswa lebih menyukai metode pembelajaran yang berkaitan dengan kesenangan dan hoby siswa. Lagu berbahasa Jerman dapat membantu siswa untuk belajar Bahasa Jerman lebih baik Dengan pendidikan musik juga, siswa memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak kanan, artinya terdapat keseimbangan antara aspek kognitif dan aspek emosi. Tidak hanya ditunjang dengan lagu saja tapi bisa juga dengan scramble atau olah kata atau permainan acak kata yang dimana permainan ini bisa menambah kosakata siswa dalam berbahasa Jerman dan siswa bisa berpikir kritis dalam menemukan jawaban dari soal yang diacak.
Siswa lebih menyukai metode pembelajaran yang berkaitan dengan kesenangan dan hoby siswa. Lagu berbahasa Jerman dapat membantu siswa untuk belajar Bahasa Jerman lebih baik Dengan pendidikan musik juga, siswa memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak kanan, artinya terdapat keseimbangan antara aspek kognitif dan aspek emosi. Tidak hanya ditunjang dengan lagu saja tapi bisa juga dengan scramble atau olah kata atau permainan acak kata yang dimana permainan ini bisa menambah kosakata siswa dalam berbahasa Jerman dan siswa bisa berpikir kritis dalam menemukan jawaban dari soal yang diacak.
Saran
1.
Pemilihan
metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap antusiasme siswa di kelas.
2.
Disarankan
kepada guru untuk dapat menerapkan metode srcamble dan menyanyi bahasa
Jerman dalam pembelajaran agar dapat merangsang keaktifan siswa di kelas dan
siswa lebih semangat untuk belajar bahasa Jerman.
3.
Guru
bahasa Jerman hendaknya menjadi motivator bagi siswa, sehingga siswa akan
termotivasi dalam belajarnya.
4.
Siswa
diharapkan agar lebih serius dan memperhatikan pembelajaran bahasa Jerman yang
sedang berlangsung.
5.
Siswa
juga hendaknya semakin meningkatkan semangat belajar dan mengkomunikasikan
masalah pembelajaran dengan guru bahasa Jerman yang memiliki kaitan dengan
motivasi.
6.
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih mendalam
terhadap jurnal ini supaya tercapai data yang lebih akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Tantranurandi.
2008. “Pembelajaran Menghapal Dengan Singing Method”. [Online].
Tersedia: http://singing-method.html [25 desember 2014].
Kompasiana.
2012. “Main Srcrabble untuk
Mendongkrak Volume Kosakata”. [Online].
Tersedia: http://bahasa.kompasiana.com/2012/01/07/main-scrabble-untuk-mendongkrak-volume-kosakata-428916.html [25 desember 2014].
Hamalik Oemar. (2009). Pendekatan
Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA.Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Holt, John.
(2012). Bagaimana Siswa
Belaja. Jakarta: Erlangga.
Usman, M.U. 2003. Menjadi
Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hook, Peter. (2011). Strategi
Membimbing dan Mengarahkan. Jakarta: Erlangga.
Griesbach, Schluz. (1967). Deutsch
Sprachlehre für Ausländer. München :Max Hueber Verlag.
Bungin, Burhan. (2007). Penelitian
Kualitaif. Jakarta : Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar