Metode Mengajar Membaca Pada Anak Usia Dini
Anik Maratul Awaliyah
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak
Pada dasarnya anak memiliki kemampuan yang luar biasa,
khususnya pada usia golden age. Hanya dibutuhkan perhatian, ketekunan, serta
kasih sayang orang tua dan guru untuk membuatnya mampu mengeluarkan
potensinya tersebut.
Pada jurnal kali ini akan dijelaskan mengenai metode
mengajar membaca pada anak usia dini. Jurnal ini menggunakan metode studi
pustaka dan sumber yang digunakan adalah buku dan data online. Pengumpulan data
dilakukan dengan analisis dokumen. Teknik analisis data menggunakan teknik
analisis dan interaktif yang terdiri dari reduksi data dan penarikan
kesimpulan.
Kata
kunci : membaca,metode,anak usia dini.
Pendahuluan
Membaca adalah suatu
cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu
yang ditulis. Membaca
melibatkan pengenalan simbol yang menyusun
sebuah bahasa.
Menurut
Anderson “Membaca adalah melafalkan lambang-lambang bahasa tulis.”
Menurut A.S. Broto “Membaca adalah mengucapkan
lambang bunyi.”
Menurut
Henry Guntur Tarigan “Membaca adalah proses pemerolehan pesan yang disampaikan
oleh seorang penulis melalui tulisan.”
Menurut
Poerwodarminto “Membaca adalah melihat sambil melisankan suatu tulisan dengan
tujuan ingin mengetahui isinya. Dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses
melisankan dan/atau memahami bacaan atau sumber tertulis untuk memperoleh pesan
atau gagasan yang ingin disampaikan penulisnya.”
Menurut Sigmund Freud (tokoh
psikologi dari Austria) bahwa pada usia KB-TK (0-5 tahun), anak berada pada
usia emas (golden age).
Menurut tokoh psikologi perkembangan
dari Swiss Jean piaget, bahwa usia 2-6 tahun (usia KB-TK) anak berada
dalam tahapan berpikir praoperasional. Anak belajar menggunakan objek
dengan gambar dan kata-kata.
Metode Mengajar
Berikut ini beberapa Metode atau
cara mengajar membaca untuk anak usia dini :
1.
Memberi
nama pada semua benda yang ada di kelas/rumah, dengan
kartu yang ditulis dengan spidol besar. Dengan seringnya anak melihat, di dalam
otak anak akan terbentuk reaksi menghafal sedikit demi sedikit, dari nama benda
secara utuh, dan kemudian secara detail perhuruf.
2.
Bermain
tebak kartu dengan mencocokkan kartu-kartu yang
bergambar dengan kartu yang yang hanya berisikan tulisan. Misalnya kartu
bergambar baju dengan kartu yang bertulisan baju. Untuk memudahkan bisa diberi
petunjuk dengan warna-warna yang sama.
3.
Jangan
mengajarkan abjad terlebih dahulu,
karena pada usia 2-6 tahun anak belum dapat menghafal symbol dan berfikir
logis. Jika kita terburu-buru mengajak anak untuk menghafal abjad, maka masa
bermain anak akan terlewatkan, sehingga hanya otak kiri saja yang berkembang,
itupun tidak maksimal.
4.
Tumbuhkan minat baca anak dengan kebiasaan membacakan buku cerita menjelang tidur,
pilihlah buku yang bergambar menarik dan bertulisan besar-besar. Sisihkan 15-20
menit untuk membacakannya karena pada saat inilah daya ingat anak semakin kuat.
5.
Akan lebih baik lagi bila mempunyai computer di rumah. Dengan adanya berbagai software yang tersedia di toko-toko
buku, anda bisa mengajarkan anak membaca dan sekaligus mahir bermain komputer.
6.
Mulailah memperkenalkan namanya sendiri, misalnya anak dilibatkan untuk menyusun huruf-huruf yang
membentuk namanya. Ketika ia mulai lancar mengucapkan huruf-huruf pada namanya,
tambahkan kata lain yang mudah dimengerti, misalnya mama, papa, dst.
7. Bukan
Mengeja, belajar menggunakan barang kemudian dibuat kartu dengan nama barang
tersebut
Glenn Doman
mendapatkan teori dari banyaknya ia berkecimpung membantu anak-anak yang
mengalami kerusakan otak. Hasil penelitiannya ternyata juga dapat diterapkan
untuk membuat anak normal menjadi lebih cerdas.Salah satunya, mengajarkan
keterampilan membaca untuk anak balita atau anak di bawah 5 tahun.
Menurut Glenn,
ketrampilan membaca sudah bisa diajarkan pada balita, bahkan lebih efektif
daripada sudah memasuki usia sekolah (6 tahun). Dalam penelitiannya dikemukakan
bahwa anak umur 4 tahun lebih efektif daripada umur 5 tahun.Umur 3 tahun lebih
mudah daripada 4 tahun.Jelasnya, makin kecil makin mudah untuk diajar — tentu
dalam batas anak mulai bisa bicara.
Glenn juga berpendapat,
balita bisa menyerap informasi secara luar biasa.Semakin muda umur anak,
semakin besar daya serapnya terhadap informasi baru.Belajar bagi anak adalah
sesuatu yang mengasyikkan. Karena belajar mengasyikkan, maka ia bisa menguasai
lebih cepat.
Menurut Glenn, mengajar
balita membaca bukan dengan mengeja seperti cara konvensional di sekolah —
dimulai pengenalan nama huruf, kemudian mengenal suku kata, barulah mengenal
kata, akhirnya kalimat. Glenn berteori, mengajar balita membaca adalah dengan
cara mengenalkan satu kata yang bermakna dan kata itu sudah akrab pada pikiran
anak atau sudah sering didengar dalam keseharian.
Misalnya, anak sudah
biasa makan pisang.Tentunya anak balita itu sudah biasa mendengar kata
“pisang”. Kemudian kita ingin mengajar anak agar ia bisa membaca kata “pisang”.
Menurut Glenn, anak tak perlu lagi menghapal huruf p, i, s, a, ng, atau suku
kata pi dan sang yang masing-masing tidak bermakna. Jadi, bayi langsung diajar
membaca kata “pisang” pada kartu yang sudah disiapkan.
Untuk mengajar anak
balita membaca, diperlukan kartu-kartu kata yang tercetak cukup besar dan
ditunjukkan secara cepat kepada anak, sekaligus dengan pisang yang biasa
dimakan. Anak akan menangkap apa yang dikatakan orangtuanya dan
menghubungkannya dengan tulisan yang ditunjukkan kepadanya. Demikian juga kata
yang lain, kata-kata yang sudah akrab dengan si anak beserta benda yang diacu.
Semuanya dibuatkan kartu-kartunya.
Teori Glenn ini
diterapkan dengan pemikiran bahwa membaca adalah fungsi otak, sedangkan
mengajar membaca dengan mengeja huruf (cara konvensional di sekolah) diikat
oleh kaidah atau aturan bahasa. Aturan-aturan bahasa ini malah memperlambat
keterampilan anak membaca. Dengan teori Glenn, anak diajar melihat tulisan
seperti halnya melihat gambar. Rangkaian kata bagi si anak adalah suatu simbol
dari benda yang diucapkan si ibu atau si ayah yang membacakannya. Selanjutnya,
karena makin hari jumlah kata dan benda yang dikuasai makin banyak, maka
tulisan kata dalam kartu makin ditambah pula.
8. Metode
Fasih
Metoda Fasih adalah
sebuah cara baru yang sangat menyenangkan dalam belajar membaca. Menyenangkan
bagi anak, menyenangkan bagi pengajar dan menyenangkan bagi orang
tua.Kecanggihan metoda ini justru terletak pada simplicity - kesederhanaannya.
Letak kerumitan
mengajarnya adalah karena subyek pembelajarnya adalah seorang anak kecil dengan
segala keterbatasannya. Masalah konsentrasi, masalah kebosanan, masalah sensor
motorik halus anak yang belum sempurna, masalah emosi, masalah kepercayaan
diri, masalah memori, masalah daya pikir dan sebagainya itulah hal-hal yang
membuat belajar membaca adalah pelajaran yang sangat rumit dan menakutkan bagi
anak. Tapi dengan Metoda ini, kerumitan itu dilokalisasi, dieliminir dan
diselesaikan dengan cara yang sangat cantik, hingga menjadi output yang compact
dan sederhana. Kecanggihannya adalah mengatasi kerumitan dengan analisa yang
dalam dan sepadan, tapi keluar dengan tampilan yang sederhana dan cool. Itulah
gambaran Metoda Fasih.
Seperti saat sambil bermain anak bisa
membedakan warna merah biru kuning.Mereka tidak dipaksa untuk menghafalnya,
tetapi timbul secara alamiah.
Ada 4 hal yang sangat penting yang
harus diketahui orang tua/guru, yaitu :
- Diantara orang tua dan anak
harus ada pendekatan yang
menyenangkan, karena belajar membaca merupakan permainan yang
menyenangkan.
- Saat melakukan permainan
membaca, hentikan segera sebelum
anak merasa bosan.
- Hendaklah orang tua/guru selalu
menciptakan cara terbaru
dan jawablah semua pertanyaan anak dengan jujur.
- Cobalah untuk memberikan buku-buku bacaan yang
bermutu, sebagai reward kepada anak.
Kesimpulan
Metode
mengajar membaca untuk anak usia dini diantaranya :
1.
Memberi
nama pada semua benda
2.
Bermain
tebak kartu
3.
Jangan
mengajarkan abjad terlebih dahulu
4.
Tumbuhkan minat baca anak dengan kebiasaan membacakan buku cerita menjelang
tidur.
5.
Akan lebih baik lagi bila anda
mempunyai computer di rumah.
6.
Mulailah memperkenalkan namanya
sendiri
7.
Bukan Mengeja,
belajar menggunakan barang kemudian dibuat kartu dengan nama barang tersebut
8.
Metode Fasih
Mengajar
membaca harus dengan metode yang tepat karena dengan metode yang tepat, kita
akan memperoleh hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Tian. (2013). ”cara
efektif mengajarkan anak membaca dan mengenal abjad”. [Online]. Tersedia: https://catatantian.wordpress.com/2013/07/31/cara-efektif-mengajarkan-anak-membaca-dan-mengenal-abjad/tian.
[29
Desember 2014].
Segata. (2011). “metode
fasih cara mudah cepat belajar”. [Online]. Tersedia: http://segatablog.blogspot.com/2011/09/metode-fasih-cara-mudah-cepat-belajar.html.
[29
Desember 2014].
Kak Zepe. (2011). ”cara mengajari
anak membaca cepat”. [Online]. Tersedia: http://creativeparenting-kakzepe.blogspot.com/2011/11/cara-mengajari-anak-membaca-cepat-dan.html.
[29 Desember 2014].
Wikipedia. “membaca”. [Online].
Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Membaca.
[29 Desember 2014].
Gema. (2010). “agar anak cepat
membaca” http://gemaprestasi.wordpress.com/2010/01/30/agar-anak-cepat-membaca/.
[29 Desember 2014].
Rudichum. (2012). “makalah tips
metode yang bisa digunakan”. [Online]. Tersedia: http://rudichum.blogspot.com/2012/07/makalah-tipsmetode-yang-bisa-digunakan.html.
[29 Desember 2014].
Nurani,Y. (2009). “konsep dasar
pendidikan anak usia dini”. Jakrta: PT Index.
R,Moeslichatoen. (2004). “metode
pengajaran di taman kanak-kanak”. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar