Senin, 05 Januari 2015

Anik Maratul Awaliyah

Metode Mengajar Membaca Pada Anak Usia Dini

Anik Maratul Awaliyah
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak
Pada dasarnya anak memiliki kemampuan yang luar biasa, khususnya pada usia golden age. Hanya dibutuhkan perhatian, ketekunan, serta kasih sayang  orang tua dan guru untuk membuatnya mampu mengeluarkan potensinya tersebut.
Pada jurnal kali ini akan dijelaskan mengenai metode mengajar membaca pada anak usia dini. Jurnal ini menggunakan metode studi pustaka dan sumber yang digunakan adalah buku dan data online. Pengumpulan data dilakukan dengan analisis dokumen. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis dan interaktif yang terdiri dari reduksi data dan penarikan kesimpulan.
Kata kunci : membaca,metode,anak usia dini.
Pendahuluan

Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa.

Menurut Anderson “Membaca adalah melafalkan lambang-lambang bahasa tulis.”
Menurut  A.S. Broto “Membaca adalah mengucapkan lambang bunyi.”
Menurut Henry Guntur Tarigan “Membaca adalah proses pemerolehan pesan yang disampaikan oleh seorang penulis melalui tulisan.”
Menurut Poerwodarminto “Membaca adalah melihat sambil melisankan suatu tulisan dengan tujuan ingin mengetahui isinya. Dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses melisankan dan/atau memahami bacaan atau sumber tertulis untuk memperoleh pesan atau gagasan yang ingin disampaikan penulisnya.”
Menurut Sigmund Freud (tokoh psikologi dari Austria) bahwa pada usia KB-TK (0-5 tahun), anak berada pada usia emas (golden age).
Menurut tokoh psikologi perkembangan dari Swiss  Jean piaget, bahwa usia 2-6 tahun (usia KB-TK) anak berada dalam tahapan berpikir praoperasional. Anak belajar menggunakan objek  dengan gambar dan kata-kata.
Metode Mengajar

Berikut ini beberapa Metode atau cara mengajar membaca untuk anak usia dini :
1.    Memberi nama pada semua benda yang ada di kelas/rumah, dengan kartu yang ditulis dengan spidol besar. Dengan seringnya anak melihat, di dalam otak anak akan terbentuk reaksi menghafal sedikit demi sedikit, dari nama benda secara utuh, dan kemudian secara detail perhuruf.

2.    Bermain tebak kartu dengan mencocokkan kartu-kartu yang bergambar dengan kartu yang yang hanya berisikan tulisan. Misalnya kartu bergambar baju dengan kartu yang bertulisan baju. Untuk memudahkan bisa diberi petunjuk dengan warna-warna yang sama.

3.    Jangan mengajarkan abjad terlebih dahulu, karena pada usia 2-6 tahun anak belum dapat menghafal symbol dan berfikir logis. Jika kita terburu-buru mengajak anak untuk menghafal abjad, maka masa bermain anak akan terlewatkan, sehingga hanya otak kiri saja yang berkembang, itupun tidak maksimal.

4.    Tumbuhkan minat baca anak dengan kebiasaan membacakan buku cerita menjelang tidur, pilihlah buku yang bergambar menarik dan bertulisan besar-besar. Sisihkan 15-20 menit untuk membacakannya karena pada saat inilah daya ingat anak semakin kuat.

5.    Akan lebih baik lagi bila mempunyai computer di rumah. Dengan adanya berbagai software yang tersedia di toko-toko buku, anda bisa mengajarkan anak membaca dan sekaligus mahir bermain komputer.

6.    Mulailah memperkenalkan namanya sendiri, misalnya anak dilibatkan untuk menyusun huruf-huruf yang membentuk namanya. Ketika ia mulai lancar mengucapkan huruf-huruf pada namanya, tambahkan kata lain yang mudah dimengerti, misalnya mama, papa, dst.


7.    Bukan Mengeja, belajar menggunakan barang kemudian dibuat kartu dengan nama barang tersebut
Glenn Doman mendapatkan teori dari banyaknya ia berkecimpung membantu anak-anak yang mengalami kerusakan otak. Hasil penelitiannya ternyata juga dapat diterapkan untuk membuat anak normal menjadi lebih cerdas.Salah satunya, mengajarkan keterampilan membaca untuk anak balita atau anak di bawah 5 tahun.
Menurut Glenn, ketrampilan membaca sudah bisa diajarkan pada balita, bahkan lebih efektif daripada sudah memasuki usia sekolah (6 tahun). Dalam penelitiannya dikemukakan bahwa anak umur 4 tahun lebih efektif daripada umur 5 tahun.Umur 3 tahun lebih mudah daripada 4 tahun.Jelasnya, makin kecil makin mudah untuk diajar — tentu dalam batas anak mulai bisa bicara.
Glenn juga berpendapat, balita bisa menyerap informasi secara luar biasa.Semakin muda umur anak, semakin besar daya serapnya terhadap informasi baru.Belajar bagi anak adalah sesuatu yang mengasyikkan. Karena belajar mengasyikkan, maka ia bisa menguasai lebih cepat.
Menurut Glenn, mengajar balita membaca bukan dengan mengeja seperti cara konvensional di sekolah — dimulai pengenalan nama huruf, kemudian mengenal suku kata, barulah mengenal kata, akhirnya kalimat. Glenn berteori, mengajar balita membaca adalah dengan cara mengenalkan satu kata yang bermakna dan kata itu sudah akrab pada pikiran anak atau sudah sering didengar dalam keseharian.
Misalnya, anak sudah biasa makan pisang.Tentunya anak balita itu sudah biasa mendengar kata “pisang”. Kemudian kita ingin mengajar anak agar ia bisa membaca kata “pisang”. Menurut Glenn, anak tak perlu lagi menghapal huruf p, i, s, a, ng, atau suku kata pi dan sang yang masing-masing tidak bermakna. Jadi, bayi langsung diajar membaca kata “pisang” pada kartu yang sudah disiapkan.
Untuk mengajar anak balita membaca, diperlukan kartu-kartu kata yang tercetak cukup besar dan ditunjukkan secara cepat kepada anak, sekaligus dengan pisang yang biasa dimakan. Anak akan menangkap apa yang dikatakan orangtuanya dan menghubungkannya dengan tulisan yang ditunjukkan kepadanya. Demikian juga kata yang lain, kata-kata yang sudah akrab dengan si anak beserta benda yang diacu. Semuanya dibuatkan kartu-kartunya.
Teori Glenn ini diterapkan dengan pemikiran bahwa membaca adalah fungsi otak, sedangkan mengajar membaca dengan mengeja huruf (cara konvensional di sekolah) diikat oleh kaidah atau aturan bahasa. Aturan-aturan bahasa ini malah memperlambat keterampilan anak membaca. Dengan teori Glenn, anak diajar melihat tulisan seperti halnya melihat gambar. Rangkaian kata bagi si anak adalah suatu simbol dari benda yang diucapkan si ibu atau si ayah yang membacakannya. Selanjutnya, karena makin hari jumlah kata dan benda yang dikuasai makin banyak, maka tulisan kata dalam kartu makin ditambah pula.
8.    Metode Fasih
Metoda Fasih adalah sebuah cara baru yang sangat menyenangkan dalam belajar membaca. Menyenangkan bagi anak, menyenangkan bagi pengajar dan menyenangkan bagi orang tua.Kecanggihan metoda ini justru terletak pada simplicity - kesederhanaannya.
Letak kerumitan mengajarnya adalah karena subyek pembelajarnya adalah seorang anak kecil dengan segala keterbatasannya. Masalah konsentrasi, masalah kebosanan, masalah sensor motorik halus anak yang belum sempurna, masalah emosi, masalah kepercayaan diri, masalah memori, masalah daya pikir dan sebagainya itulah hal-hal yang membuat belajar membaca adalah pelajaran yang sangat rumit dan menakutkan bagi anak. Tapi dengan Metoda ini, kerumitan itu dilokalisasi, dieliminir dan diselesaikan dengan cara yang sangat cantik, hingga menjadi output yang compact dan sederhana. Kecanggihannya adalah mengatasi kerumitan dengan analisa yang dalam dan sepadan, tapi keluar dengan tampilan yang sederhana dan cool. Itulah gambaran Metoda Fasih.
Seperti saat sambil bermain anak bisa membedakan warna merah biru kuning.Mereka tidak dipaksa untuk menghafalnya, tetapi timbul secara alamiah.

Ada 4 hal yang sangat penting yang harus diketahui orang tua/guru, yaitu :
  1. Diantara orang tua dan anak harus ada pendekatan yang menyenangkan, karena belajar membaca merupakan permainan yang menyenangkan.
  2. Saat melakukan permainan membaca, hentikan segera sebelum anak merasa bosan.
  3. Hendaklah orang tua/guru selalu menciptakan cara terbaru dan jawablah  semua pertanyaan anak dengan jujur.
  4. Cobalah untuk memberikan buku-buku bacaan yang bermutu, sebagai  reward kepada anak.
Kesimpulan
Metode mengajar membaca untuk anak usia dini diantaranya :
1.    Memberi nama pada semua benda
2.    Bermain tebak kartu
3.    Jangan mengajarkan abjad terlebih dahulu
4.    Tumbuhkan minat baca anak dengan kebiasaan membacakan buku cerita menjelang tidur.
5.    Akan lebih baik lagi bila anda mempunyai computer di rumah.
6.    Mulailah memperkenalkan namanya sendiri
7.    Bukan Mengeja, belajar menggunakan barang kemudian dibuat kartu dengan nama barang tersebut
8.    Metode Fasih

Mengajar membaca harus dengan metode yang tepat karena dengan metode yang tepat, kita akan memperoleh hasil yang memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA
Tian. (2013). ”cara efektif mengajarkan anak membaca dan mengenal abjad”. [Online]. Tersedia: https://catatantian.wordpress.com/2013/07/31/cara-efektif-mengajarkan-anak-membaca-dan-mengenal-abjad/tian. [29 Desember 2014].
Segata. (2011). “metode fasih cara mudah cepat belajar”. [Online]. Tersedia: http://segatablog.blogspot.com/2011/09/metode-fasih-cara-mudah-cepat-belajar.html. [29 Desember 2014].
Kak Zepe. (2011). ”cara mengajari anak membaca cepat”. [Online]. Tersedia: http://creativeparenting-kakzepe.blogspot.com/2011/11/cara-mengajari-anak-membaca-cepat-dan.html. [29 Desember 2014].
Wikipedia. “membaca”. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Membaca. [29 Desember 2014].
Gema. (2010). “agar anak cepat membaca” http://gemaprestasi.wordpress.com/2010/01/30/agar-anak-cepat-membaca/. [29 Desember 2014].
Rudichum. (2012). “makalah tips metode yang bisa digunakan”. [Online]. Tersedia: http://rudichum.blogspot.com/2012/07/makalah-tipsmetode-yang-bisa-digunakan.html. [29 Desember 2014].
Nurani,Y. (2009). “konsep dasar pendidikan anak usia dini”. Jakrta: PT Index.

R,Moeslichatoen. (2004). “metode pengajaran di taman kanak-kanak”. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar