MEMBACAKAN DONGENG SEBELUM TIDUR DAPAT MEMBANTU PERKEMBANGAN DAN KECERDASAN
EMOSIONAL ANAK
GINA RAHAYU
1401006
DEPARTEMEN
PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
FAKULTAS
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
ABSTRAK
Kesibukan menjadi salah satu alasan kurangnya waktu
orangtua untuk anak-anaknya. Salah satu cara terbaik untuk meluangkan waktu
bagi anak-anak adalah melalui mendongeng yang dibacakan sebelum tidur bagi mereka, terutama oleh sang ibu. Sampai
saat ini kegiatan mendongeng sudah banyak ditinggalkan oleh para orangtua,
karena dianggap merepotkan dan membuat mereka semakin lelah setelah seharian
bekerja. Padahal sebenarnya mendongeng merupakan kegiatan positif yang bisa
mengeratkan hubungan ibu dan anak serta mengembangkan kemampuan otak anak.
Selain itu ada banyak sekali manfaat dari
kegiatan mendongeng sebelum tidur yang dilakukan oleh orangtua pada anak.
Kata Kunci: Dongeng, Manfaat.
PENDAHULUAN
Pada
zaman serba canggih seperti sekarang, kegiatan mendongeng di mata anak-anak
tidak populer lagi. Sejak bangun hingga menjelang tidur, mereka dihadapkan pada
televisi yang menyajikan beragam acara, mulai dari film kartun, kuis, hingga
sinetron yang sering kali bukan tontonan yang cocok untuk anak. Jika mereka bosan
dengan acara yang disajikan, mereka dapat pindah pada permainan lain seperti
videogame. Dengan demikian, kegiatan mendongeng sebelum tidur sebetulnya bisa
memikat dan mendatangkan banyak manfaat, bukan hanya untuk anak-anak tetapi
juga orangtua yang mendongeng untuk anaknya. Kegiatan ini dapat mempererat
ikatan dan komunikasi yang terjalin antara orangtua dan anak. Mendongeng
merupakan kegiatan yang sangat efektif bagi perkembangan anak jika dilakukan
secara rutin karena anak akan terus berimajinasi dan mengingat pesan moral yang
disampaikan. Hal ini juga menjadi kegiatan yang dapat dilakukan oleh seluruh
lapisan masyarakat karena tidak memakan biaya, menyenangkan, serta dapat
dilakukan kapan dan dimana saja.
Manfaat
dongeng bagi anak sangat beragam. Yaitu, pertama anak dapat mengasah daya pikir
dan imajinasinya. Kedua, kemampuan berbahasa anak meningkat. Ketiga, dongeng dapat menjadi langkah
awal untuk menumbuhkan minat baca anak. Keempat, membangun kecerdasan emosional. Kelima, kemampuan konseptual meningkat.
Keenam, membentuk anak yang mampu berempati. Ketujuh, kemampuan memecahkan
masalah meningkat. Kedelapan, nilai moral bertambah. Kesembilan, wawasan
bertambah. Kesepuluh, pengetahuan ragam budaya bertambah. Kesebelas, keakraban
emosi antara orangtua dan anak meningkat. Setelah anak dewasa akan selalu ingat akan
dongeng yang disampaikan orangtuanya sebagai pengantar tidur pada saat anak berusia sekitar 3-7 tahun, karena tersimpan dalam memorinya dengan baik. Kegiatan orangtua
bercerita dengan kasih sayang kepada anak sejak usia dini akan mempengaruhi
kehidupan anak setelah dewasa.
TUJUAN PENELITIAN
Ingin mempererat ikatan dan komunikasi antara orangtua
dan anak agar orangtua mampu meninjau perilaku serta perkembangan anaknya.
METODE PENELITIAN
Pendekatan kajian ini adalah
pendekatan kualitatif bersifat deskriptif analisis.
Sebagai gambaran umum tentang manfaat membacakan dongeng sebelum tidur bagi
anak mereka. Yang menjadi
informan dalam kajian ini yaitu, orangtua yang mempunyai anak usia 3-7
tahun.
PEMBAHASAN
Melalui bercerita dapat
bermanfaat bagi anak, karena dapat mengembangkan daya fantasi anak dalam
mengejar mimpi-mimpinya, menambah kosa kata anak, menghilangkan trauma
psikologis bagi anak yang pernah mengalami kekerasan, korban bencana alam dan
korban bencana sosial. Jika cerita dilakukan tanpa alat peraga, dapat dengan
nada kata, mimik muka yang sesuai dengan isi cerita akan menumbuhkan rasa ingin
tahu anak akan akhir dari cerita. Selain itu, sejak usia dini anak akan
mempunyai keinginan untuk membaca buku-buku cerita tentang anak dan unsur yang
paling penting dari semuanya adalah adanya hubungan kasih sayang antara anak
dan orang tua, karena sambil bercerita dapat dengan dekapan, belaian dan
sentuhan kasih sayang.
Jika orang tua senang bercerita
pada anaknya menjelang tidur, maka perlu mengetahui juga klasifikasi dari
cerita yang akan disampaikan pada anak, seperti disampaikan Kusumo Priyono
(2006: h. 9) ada legenda yang menceritakan tentang tradisi
suatu daerah, cerita fabel tentang binatang dihubungkan dengan
pesan moral, cerita sahibul hikayat seperti tentang kisah para
Nabi, mite adalah cerita tentang interaksi manusia dengan
supranatura dan cerita rakyat yang menceritakan secara turun
temurun kisah-kisah sebuah kebudayaan. Jika orang tua senang membaca buku dan
memahami psikologi anak, akan mempunyai banyak ide untuk meringkas buku-buku
yang dibacanya dalam bentuk cerita-cerita yang dapat membuat anak berimajinasi
untuk mempunyai daya juang yang tinggi dalam melangkah menuju kehidupan yang
bermanfaat bagi banyak orang. Nilai-nilai gotong royong, saling membantu kepada
keluarga yang sedang mengalami musibah dan bentuk-bentuk pelayanan sosial yang
dilakukan orang tua dengan mengajak anaknya melalui tahap cerita, lalu orangtua
menjadi praktisi di bidang sosial dengan mengikut sertakan anaknya sejak usia
dini akan berpengaruh pada saat anak tersebut telah dewasa.
Untuk menarik perhatian anak agar
memperhatikan isi cerita, orangtua dapat menggunakan alat-alat peraga, seperti:
boneka-boneka kecil dan besar, boneka tangan, boneka dengan pegangan kayu,
gambar wayang kulit, gambar-gambar sesuai cerita, pakaian dan sepatu yang
digunakan saat bercerita, lagu-lagu untuk latar cerita dan topeng sesuai tema
cerita.
Membacakan dongeng sebelum tidur pada anak dapat melestarikan bahasa dan budaya daerah orangtua. Hal ini dapat
mempererat ikatan emosional antara anak dengan tanah kelahiran orangtua. Jadi
anak akan menghargai sejarah nenek moyangnya melalui dongeng menarik yang
disampaikan orangtuanya, sehingga secara tidak langsung akan memberi semangat
kepada anak sejak usia dini untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang telah susah payah dipertahankan oleh pejuang-pejuang negara
Indonesia.
KESIMPULAN
Pada zaman seperti sekarang ini,
kebanyakan para orangtua sibuk bekerja sehingga sedikit sekali waktu yang
didapatkan orangtua untuk bersama anaknya. Salah satu cara terbaik untuk
meluangkan waktu bagi anak-anak adalah melalui mendongeng yang dibacakan
sebelum tidur bagi mereka, terutama oleh
sang ibu.
Mendongeng merupakan
kegiatan positif yang bisa mengeratkan hubungan orangtua dan anak
serta mengembangkan kemampuan otak anak. Membacakan dongeng sebelum tidur
pada anak akan berpengaruh pada masa yang akan datang dimana anak tersebut
sudah dewasa, dimana anak akan mempunyai karakter yang kuat dan berpengaruh, mampu menyelesaikan setiap permasalahan dengan bijak, mempunyai rasa percaya diri dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi.
Pembelajaran tentang
nilai-nilai yang dianut setiap keluarga dapat dipelajari sejak anak usia dini
melalui dongeng yang dikemas dengan manis, sederhana, membuat anak gembira
untuk mengikuti alur cerita hingga cerita berakhir dan secara tidak sadar
orangtua telah mengajarkan nilai-nilai tentang kejujuran, moral, pendidikan,
kepahlawanan, pola hidup sehat, kerukunan beragama, hidup damai, kebudayaan,
kasih sayang dan nilai-nilai kehidupan.
Perbendaharaan kata pada anak akan banyak bertambah melalui dongeng sebelum tidur untuk anak, diperlukan buku kumpulan cerita anak dari setiap Propinsi di Indonesia.
Bahasa daerah perlu digunakan pada waktu orangtua bercerita pada anak agar
bahasa-bahasa daerah dapat terus dilestarikan, sehingga anak-anak akan
mencintai bahasa asli nenek moyangnya dan ada ikatan emosional dengan tanah
leluhur di mana orangtuanya berasal. Hal ini akan mengantarkan anak untuk
selalu ingat kampung halaman orangtuanya yang telah membesarkan dirinya.
SARAN
Melalui cerita dapat menciptakan
generasi bangsa memperoleh perkembangan
yang baik dari dongeng yang diceritakan oleh orangtuanya sebagai pengantar
tidur bagi anak. Untuk itu, disarankan agar:
-
Dongeng yang diberikan kepada anak
harus mengandung motivasi dan semangat bagi anak.
-
Pada waktu menceritakan
perbuatan-perbuatan yang baik digunakan bahasa yang sederhana sesuai dengan kemampuan berpikir anak.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pendidikan Nasional. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.
Ditjen Pendidikan Nonformal dan Informal. (2011).Buletin PAUD. Volume 10 Tahun
2011 (Edisi April dan Agustus) Jejen Jenal Jaenudin. Menghibur
Anak-anak Korban Gempa Bumi dengan Dongeng. Jakarta: Kemdiknas..
Suyadi & Ulfah, Maulidya. (2013). Konsep Dasar PAUD.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Papalia, E.Diane, Old, Sally Wendkos & Feldman, Ruth Duskin.
(2008). Human Development (Psikologi Perkembangan). Terjemahan
A.K.Anwar. Edisi Kesembilan. Cetakan ke-1. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Priyono, Kusumo. (2006). Terampil Mendongeng. Jakarta:
Grasindo.
Musfiroh,
T, 2005. Bercerita untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen
Pendidikan
Nasional
Aziz,
firman dkk. (2014). Taktis Berbahasa
Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: Asas UPI
Utoyo, Lanny
I. (1995). Kalam Hidup. Bandung:
Yayasan Kalam Hidup.
webmaster
sabda.org. (2014). Buku dan Kehidupan Anak.
[Online]. Solo: Yayasan Lembaga Sabda (YLSI). Tersedia: http://gubuk.sabda.org/buku_dan_kehidupan_anak [diakses 02
Januari 2015]

Sari,
Yohana. (2011). Kumpulan Dongeng – Cerita
Anak. [Online]. Bogor: Posyandu. Tersedia: http://posyandu.org/pertumbuhan/psikologi-anak/329-manfaat-dan-kekuatan-dongeng-pada-psikologi-anak.html [diakses 02 Januari 2015]
Rosalina,
Anita., dkk. (2010). PERANAN ORANGTUA DALAM DONGENG SEBELUM TIDUR UNTUK OPTIMALISASI
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK USIA DINI. [Online]. Purwokerto. Tersedia: http://digilib.ump.ac.id/download.php?id=2782 [diakses 02 Januari 2015]
Musfiroh,
T, 2005. Bercerita untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen
Pendidikan
Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar