Senin, 05 Januari 2015

Gina Rahayu

MEMBACAKAN DONGENG SEBELUM TIDUR DAPAT MEMBANTU PERKEMBANGAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK
GINA RAHAYU
1401006
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ABSTRAK
Kesibukan menjadi salah satu alasan kurangnya waktu orangtua untuk anak-anaknya. Salah satu cara terbaik untuk meluangkan waktu bagi anak-anak adalah melalui mendongeng yang dibacakan sebelum tidur  bagi mereka, terutama oleh sang ibu. Sampai saat ini kegiatan mendongeng sudah banyak ditinggalkan oleh para orangtua, karena dianggap merepotkan dan membuat mereka semakin lelah setelah seharian bekerja. Padahal sebenarnya mendongeng merupakan kegiatan positif yang bisa mengeratkan hubungan ibu dan anak serta mengembangkan kemampuan otak anak. Selain itu ada banyak sekali manfaat  dari kegiatan mendongeng sebelum tidur yang dilakukan oleh orangtua pada anak.
Kata Kunci: Dongeng, Manfaat.

PENDAHULUAN
Pada zaman serba canggih seperti sekarang, kegiatan mendongeng di mata anak-anak tidak populer lagi. Sejak bangun hingga menjelang tidur, mereka dihadapkan pada televisi yang menyajikan beragam acara, mulai dari film kartun, kuis, hingga sinetron yang sering kali bukan tontonan yang cocok untuk anak. Jika mereka bosan dengan acara yang disajikan, mereka dapat pindah pada permainan lain seperti videogame. Dengan demikian, kegiatan mendongeng sebelum tidur sebetulnya bisa memikat dan mendatangkan banyak manfaat, bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga orangtua yang mendongeng untuk anaknya. Kegiatan ini dapat mempererat ikatan dan komunikasi yang terjalin antara orangtua dan anak. Mendongeng merupakan kegiatan yang sangat efektif bagi perkembangan anak jika dilakukan secara rutin karena anak akan terus berimajinasi dan mengingat pesan moral yang disampaikan. Hal ini juga menjadi kegiatan yang dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat karena tidak memakan biaya, menyenangkan, serta dapat dilakukan kapan dan dimana saja.
Manfaat dongeng bagi anak sangat beragam. Yaitu, pertama anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Kedua, kemampuan berbahasa anak meningkat. Ketiga, dongeng dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak. Keempat, membangun kecerdasan emosional. Kelima, kemampuan konseptual meningkat. Keenam, membentuk anak yang mampu berempati. Ketujuh, kemampuan memecahkan masalah meningkat. Kedelapan, nilai moral bertambah. Kesembilan, wawasan bertambah. Kesepuluh, pengetahuan ragam budaya bertambah. Kesebelas, keakraban emosi antara orangtua dan anak meningkat. Setelah anak dewasa akan selalu ingat akan dongeng yang disampaikan orangtuanya sebagai pengantar tidur pada saat anak berusia sekitar 3-7 tahun, karena tersimpan dalam memorinya dengan baik. Kegiatan orangtua bercerita dengan kasih sayang kepada anak sejak usia dini akan mempengaruhi kehidupan anak setelah dewasa.

TUJUAN PENELITIAN
Ingin mempererat ikatan dan komunikasi antara orangtua dan anak agar orangtua mampu meninjau perilaku serta perkembangan anaknya.

METODE PENELITIAN
Pendekatan kajian ini adalah pendekatan kualitatif bersifat deskriptif analisis. Sebagai gambaran umum tentang manfaat membacakan dongeng sebelum tidur bagi anak mereka. Yang menjadi informan dalam kajian ini yaitu, orangtua yang mempunyai anak usia 3-7 tahun.

PEMBAHASAN
Melalui bercerita dapat bermanfaat bagi anak, karena dapat mengembangkan daya fantasi anak dalam mengejar mimpi-mimpinya, menambah kosa kata anak, menghilangkan trauma psikologis bagi anak yang pernah mengalami kekerasan, korban bencana alam dan korban bencana sosial. Jika cerita dilakukan tanpa alat peraga, dapat dengan nada kata, mimik muka yang sesuai dengan isi cerita akan menumbuhkan rasa ingin tahu anak akan akhir dari cerita. Selain itu, sejak usia dini anak akan mempunyai keinginan untuk membaca buku-buku cerita tentang anak dan unsur yang paling penting dari semuanya adalah adanya hubungan kasih sayang antara anak dan orang tua, karena sambil bercerita dapat dengan dekapan, belaian dan sentuhan kasih sayang.
Jika orang tua senang bercerita pada anaknya menjelang tidur, maka perlu mengetahui juga klasifikasi dari cerita yang akan disampaikan pada anak, seperti disampaikan Kusumo Priyono (2006: h. 9) ada legenda yang menceritakan tentang tradisi suatu daerah, cerita fabel tentang binatang dihubungkan dengan pesan moral, cerita sahibul hikayat seperti tentang kisah para Nabi, mite adalah cerita tentang interaksi manusia dengan supranatura dan cerita rakyat yang menceritakan secara turun temurun kisah-kisah sebuah kebudayaan. Jika orang tua senang membaca buku dan memahami psikologi anak, akan mempunyai banyak ide untuk meringkas buku-buku yang dibacanya dalam bentuk cerita-cerita yang dapat membuat anak berimajinasi untuk mempunyai daya juang yang tinggi dalam melangkah menuju kehidupan yang bermanfaat bagi banyak orang. Nilai-nilai gotong royong, saling membantu kepada keluarga yang sedang mengalami musibah dan bentuk-bentuk pelayanan sosial yang dilakukan orang tua dengan mengajak anaknya melalui tahap cerita, lalu orangtua menjadi praktisi di bidang sosial dengan mengikut sertakan anaknya sejak usia dini akan berpengaruh pada saat anak tersebut telah dewasa.
Untuk menarik perhatian anak agar memperhatikan isi cerita, orangtua dapat menggunakan alat-alat peraga, seperti: boneka-boneka kecil dan besar, boneka tangan, boneka dengan pegangan kayu, gambar wayang kulit, gambar-gambar sesuai cerita, pakaian dan sepatu yang digunakan saat bercerita, lagu-lagu untuk latar cerita dan topeng sesuai tema cerita.
Membacakan dongeng sebelum tidur pada anak dapat melestarikan bahasa dan budaya daerah orangtua. Hal ini dapat mempererat ikatan emosional antara anak dengan tanah kelahiran orangtua. Jadi anak akan menghargai sejarah nenek moyangnya melalui dongeng menarik yang disampaikan orangtuanya, sehingga secara tidak langsung akan memberi semangat kepada anak sejak usia dini untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah susah payah dipertahankan oleh pejuang-pejuang negara Indonesia.

KESIMPULAN
Pada zaman seperti sekarang ini, kebanyakan para orangtua sibuk bekerja sehingga sedikit sekali waktu yang didapatkan orangtua untuk bersama anaknya. Salah satu cara terbaik untuk meluangkan waktu bagi anak-anak adalah melalui mendongeng yang dibacakan sebelum tidur  bagi mereka, terutama oleh sang ibu. Mendongeng merupakan kegiatan positif yang bisa mengeratkan hubungan orangtua dan anak serta mengembangkan kemampuan otak anak. Membacakan dongeng sebelum tidur pada anak akan berpengaruh pada masa yang akan datang dimana anak tersebut sudah dewasa, dimana anak akan mempunyai karakter yang kuat dan berpengaruh, mampu menyelesaikan setiap permasalahan dengan bijak, mempunyai rasa percaya diri dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi.
Pembelajaran tentang nilai-nilai yang dianut setiap keluarga dapat dipelajari sejak anak usia dini melalui dongeng yang dikemas dengan manis, sederhana, membuat anak gembira untuk mengikuti alur cerita hingga cerita berakhir dan secara tidak sadar orangtua telah mengajarkan nilai-nilai tentang kejujuran, moral, pendidikan, kepahlawanan, pola hidup sehat, kerukunan beragama, hidup damai, kebudayaan, kasih sayang dan nilai-nilai kehidupan.
Perbendaharaan kata pada anak akan banyak bertambah melalui dongeng sebelum tidur untuk anak, diperlukan buku kumpulan cerita anak dari setiap Propinsi di Indonesia. Bahasa daerah perlu digunakan pada waktu orangtua bercerita pada anak agar bahasa-bahasa daerah dapat terus dilestarikan, sehingga anak-anak akan mencintai bahasa asli nenek moyangnya dan ada ikatan emosional dengan tanah leluhur di mana orangtuanya berasal. Hal ini akan mengantarkan anak untuk selalu ingat kampung halaman orangtuanya yang telah membesarkan dirinya.

SARAN
Melalui cerita dapat menciptakan generasi bangsa memperoleh perkembangan yang baik dari dongeng yang diceritakan oleh orangtuanya sebagai pengantar tidur bagi anak. Untuk itu, disarankan agar:
-          Dongeng yang diberikan kepada anak harus mengandung motivasi dan semangat bagi anak.
-          Pada waktu menceritakan perbuatan-perbuatan yang baik digunakan bahasa yang sederhana sesuai dengan kemampuan berpikir anak.

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Pendidikan Nasional. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. Ditjen Pendidikan Nonformal dan Informal. (2011).Buletin PAUD. Volume 10 Tahun 2011 (Edisi April dan Agustus) Jejen Jenal Jaenudin. Menghibur Anak-anak Korban Gempa Bumi dengan Dongeng. Jakarta: Kemdiknas..
Suyadi & Ulfah, Maulidya. (2013). Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Papalia, E.Diane, Old, Sally Wendkos & Feldman, Ruth Duskin. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan). Terjemahan A.K.Anwar. Edisi Kesembilan. Cetakan ke-1. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Priyono, Kusumo. (2006). Terampil Mendongeng. Jakarta: Grasindo.
Musfiroh, T, 2005. Bercerita untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional
Aziz, firman dkk. (2014). Taktis Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: Asas UPI
Utoyo, Lanny I. (1995). Kalam Hidup. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.
webmasterhttp://gubuk.sabda.org/files/mail.gifsabda.org. (2014). Buku dan Kehidupan Anak. [Online]. Solo: Yayasan Lembaga Sabda (YLSI). Tersedia: http://gubuk.sabda.org/buku_dan_kehidupan_anak [diakses 02 Januari 2015]
Sari, Yohana. (2011). Kumpulan Dongeng – Cerita Anak. [Online]. Bogor: Posyandu. Tersedia:                http://posyandu.org/pertumbuhan/psikologi-anak/329-manfaat-dan-kekuatan-dongeng-pada-psikologi-anak.html [diakses 02 Januari 2015]
Rosalina, Anita., dkk. (2010). PERANAN ORANGTUA DALAM DONGENG SEBELUM TIDUR UNTUK OPTIMALISASI KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK USIA DINI. [Online]. Purwokerto. Tersedia: http://digilib.ump.ac.id/download.php?id=2782 [diakses 02 Januari 2015]
Musfiroh, T, 2005. Bercerita untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional

Raihan, Ahmad. Pengaruh Televisi Terhadap Tumbuh Kembang Anak.  [Online]. Tersedia: https://agussupri177.wordpress.com/islam/pengaruh-televisi-terhadap-tumbuh-kembang-anak/ [diakses 02 Januari 2015]


Wikipedia. Penelitian Kualitatif. [Online]. Tersedia: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif [diakses 02 Januari 2015]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar