PENGARUH BAHASA JOROK &
KOTOR TERHADAP PERILAKU ANAK USIA DINI
Siti Umayroh
Universitas
Pendidikan Indonesia
Abstrak:Anak merupakan wujud dari kepolosan dunia. Anak juga merupakan
generasi penerus suatu bangsa. Bahasa anak dapat mencerminkan kepribadian
bangsa. Namun bagaimana jika bahasa yang digunakan bukan bahasa yang laik, dan
malah sebaliknya? Jurnal ini akan membahas mengenai (1) Pengaruh bahasa jorok
terhadap prilaku anak usia dini, dan (2) Upaya yang seharusnya dilakukan untuk
mencegah dan memperbaiki kesalahan penggunaan bahasa pada anak.Dalam jurnal ini
juga menggunakan landasan teori Behaviorisme, salah satu teori berkenaan dengan
psikologi seseorang yang diakibatkan dari akibat habitualisasi. Metode yang
digunakan adalah metode kualitatif. Dan sumber data yang digunakan adalah
dokumen, studi pustaka dan informan. Pengumpulan data dilakukan dengan analisis
dokumen. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yang
terdiri dari reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
Kata Kunci : Bahasa jorok, Perilaku
anak, Upaya
PENDAHULUAN
Bahasa jorok dan
kotor merupakan hal yang sering umum dijumpai, namun akan terdengar asing
apabila bahasa tersebut diucapkan oleh anak kecil. Karena menurut ahli bahasa Benyamin
Whorf, Pengaruh penggunaan Bahasa terhadap perilaku dapat terjadi jika bahasa
tersebut telah berhasil melalui habituasi dan aspek formal bahasa menuju
pikiran manusia itu sendiri. Artinya, bahasa akan
sangat berpengaruh dalam perilaku seseorang jika digunakan secara habitual. Hal
tersebut menjadi masalah apabila bahasa yang tidak laik menjadi habitualisasi. Terdapat hubungan antara bahasa
pertama yang diperoleh oleh seorang anak, dengan perkembangan anak nantinya.
Seorang anak yang memperoleh bahasa pertama berupa kata-kata kotor, maka anak
tersebut akan menirunya dan mengucapkannya hingga ia dewasa. Selanjutnya,
perilakunya akan terpengaruh pula. Hal ini sesuai dengan penelitian di Jepang. Bahwa
air yang diucapkan kata-kata buruk, kristal-kristalnya akan berbentuk buruk
pula. Berbeda dengan air yang diucapkan kata-kata baik, kristal-kristalnya akan
berbentuk sangat bagus. Manusia sendiri terdiri 90% dari tubuhnya terdiri dari
air. Karenanya, bukan tidak mungkin kata-kata yang biasa didengar oleh anak
akan membentuk pribadi anak sesuai dengan kata-kata yang mereka dengar.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kampung
Pasigaran,Kec. Dayeuhkolot, Kab.Bandung. Subjek penelitian ini adalah orang
tua yang memiliki anak. Mereka berjumlah10
orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penyebaran
angket kepada orang tua.
Sumber data
dikumpulkan dari berbagai sumber, yang meliputi: Studi pustaka, transkip yaitu
dokumen berupa catatan dan angket. Pengumpulan data dilakukan dengan analisis
dokumen. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yang
terdiri dari reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.



Urutan faktor yang mempengaruhi
anak meniru bahasa kotor/jorok, menurut hasil survey :
1.
Keluarga 40% (setuju faktor ini paling berpengaruh)
2.
Lingkungan 30%
(setuju faktor ini sangat berpengaruh)
3.
Teman sekolah 70%
(setuju faktor ini berpengaruh)
4.
Karena ketidak tahuan 60% (setuju faktor ini
lumayan berpengaruh)
5.
Ingin mendapat perhatian 40% (setuju faktor ini
lumayan berpengaruh)
6.
Ingin melepaskan emosi/kecewa 20% (setuju faktor ini
lumayan berpengaruh)
7.
Ingin memberontak 20%
(setuju faktor ini lumayan berpengaruh)
8.
Kesenangan mengejutkan orang lain 10% (setuju faktor ini
lumayan berpengaruh)
PEMBAHASAN
Bahasa kotor/jorok merupakan
bahasa yang tidak sesuai dengan norma. Adapun anak-anak usia dini yang meniru
bahasa tersebut tak lepas dari beberapa faktor. Seperti dari hasil survey,
beberapa orang tua meyakini bahwa keluarga, lingkungan dan juga psikologi dari
anak tersebut mempengaruhi anak berkata dengan bahasa kotor/jorok. Adapun
jenis-jenis kata kotor sebagai berikut:
a.
Profanity (mempermainkan kata-kata suci
seperti Tuhan)
b.
Cursing (menyumpahi orang seperti
brengsek, sialan dan kurang ajar)
c.
Obscenity (menggunakan kata yang
menggunakan konotasi seksual atau mencemooh seperti bodoh dan sinting)
Teori
Behaviorisme
Mengenai landasan teori, teori
Behaviorisme digunakan dalam jurnal ini.
Dimana teori behavorisme adalah teori belajar yang lebih menekankan pada
tingkah laku manusia, dan memandang individu sebagai mahluk reaktif yang member
respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku
mereka.Dalam teori behaviorisme yang perlu dianalisa hanyalah perilaku yang
nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. Teori kaum behavoris
lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah
hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organism sebagai pengaruh
lingkungan. Behavorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek,
rasional atau emosional. Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana
perilakunya dikendalikan oleh fakor-faktor lingkungan. Dalam artian teori
belajar merupakan teori yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Dari
hal ini, timbulah konsep “manusia mesin” (Homo Mechanicus).Ciri dari teori ini
adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanitis,
menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,
menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,
mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar. Guru yang menganut pandangan ini
berpandapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan
tingkah laku adalah hasil belajar.
Pengaruh
Pemerolehan Bahasa Kotor/Jorok terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia 4 dini
Disini pengaruh pemerolehan bahasa kotor/jorok
terhadap perkembangan
bahasa anak usia dini
tahun sangat mempengaruhi pertumbuhan atau kematangan kata-katanya. Dimana
kata-kata negatif yang seharusnya belum pantas didapatkannya, kini telah
menjadi hal yang biasa-biasa saja. Adapun pengaruh pemerolehan bahasa kotor
(jorok) terhadap perkembangan bahasa anak usia dini tahun yaitu sebagai berikut:
a. Anak akan berani berkata kasar
(jorok/kotor) kepada orang yang lebih dewasa darinya.
b.
Anak
akan menganggap kata-katanya tersebut sebagai sesuatu hal yang biasa.
Langkah untuk Mengatasi Anak yang
Berkata Kotor/Jorok
a. Mengajarkan
ekspresi emosi yang lebih tepat
b. Mengabaikan anak yang berkata jorok/kotor
c.
Berpura-pura bodoh dengan balik bertanya apa itu “kata” yang diucapkan oleh
anak
d.
Menyatakan ketidaksetujuan dan memberi arahan dan alasannya
e. Menggunakan
metode hukuman tanpa
kekerasan tentunya
f. Menggunakan
metode pemberian hadiah
bila mereka berhenti berkata kotor/jorok
g.
Memperhatikan
saat kapan dan apa yang terjadi setelah anak berkata kasar atau jorok.
h.
Menjelaskan akibat setelah dari penggunaan bahasa
kotor/jorok.
i.
Percayakan
ia mengeksplor, mengetahui hal baru, dan melakukan apa yang dapat ia lakukan
secara mandiri di lingkungan sosialnya.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Bahasa kotor/jorok yang diucapkan oleh anak usia dini
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti; keluarga, lingkungan, teman sekolah,
keinginan mengeluarkan emosi, keinginan mendapat perhatian, kesenangan
mengejutkan orang lain bahkan ketidak tahuan dan hanya mengikuti saja.
Pengaruh tersebut dapat ditiru oleh anak karena ada
proses habitual atau kebiasaan. Seorang anak tidak akan langsung meniru kata
yang diucapkan oleh orang orang disekitarnya apabila hanya sekali diucapkan.
Seperti teori behaviorisme, menjelaskan bahwa perilaku seseorang disebabkan
karena adanya stimulus dari luar dan digunakan secara habitual, maka
menimbulkan respon yang muncul secara mekanis.
Adapun cara untuk orang tua menangani anak yang
mengucapkan kata-kata kotor bisa; mengajarkan ekpresi emosi yang lebih tepat,
mengabaikan, berpura-pura tidak mengetahui, memberi hukuman, memberi hadiah,
menjelaskan akibat, dan tentunya memperhatikan keseharian anak.
Berdasarkan studi kasus diatas, disarankan bagi orang tua
agar memperhatikan selalu anak-anaknya dengan berkata baik, sopan, dan tidak
mencontohkan bahasa kotor/jorok didepan anak. Dan juga memberikan bimbingan
kepada anak mengenai bahasa apa yang seharusnya digunakan dalam sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Haris. (2011). “Bahasa dan
Pengaruhnya”.
[Online]. Tersedia: .http://Haris-berbagi.blogspot.com/2010/11/bahasa-pengarunya-terhadap.html [27-12-2014].
Ardisan. (2012). “Makalah
pengaruh bahasa kotor (jorok) terhadap perkembangan bahasa anak usia dini. [Online]. Tersedia: http://Makalah-pengaruh-bahasa-kotor-terhadap-perkembangan-bahasa-anak-usi-onie.html [27-12-2014].
Eka. (2010). “Pengaruh
penggunaan Bahasa terhadap pertumbuhan karakter anak dengan psikolinguistik”. [Online]. Tersedia: http://www.slideshare.net/ekanovi/pengaruh-penggunaan-bahasa-terhadap-penggunaan-bahasa-terhadap-pertumbuhan-karakter-anak.html [27-12-2014]
Waini, uyoh dkk.2014.Landasan
Pendidikan. Bandung: sub koordnitor MKDP Landasan Pendidikan
Aziz,Firman
dkk.2014.Praktis Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.Bandung:asasupi
Mulyasa,H.E.
(2012). “mamajemen Paud”. Bandung: PT Remaja Prosdakarya.
Nurani,Y.
(2009). “konsep dasar pendidikan anak usia dini”. Jakarta: PT index
Tidak ada komentar:
Posting Komentar